1. Startup

Startup Wellness Perempuan Yoona Mendapatkan Pendanaan Awal

Putaran pendanaan ini dipimpin CyberAgent Capital dengan dukungan sejumlah angel investor lokal

Startup wellness Yoona menutup pendanaan awal yang dipimpin oleh CyberAgent Capital. Sejumlah investor lain yang berpartisipasi antara lain Amanda Cole dan Metha Trisnawati dari Sayurbox, Ardi Setiadharma dari Prasetia Dwidharma, MD Capital, konsorsium sejumlah founder, dan Altira.

Dana putaran awal ini akan dimanfaatkan untuk mendorong Yoona ke posisi yang lebih berpengaruh di industri kesehatan perempuan Indonesia. Pihaknya akan memberdayakan perempuan dengan pengetahuan dan dukungan komprehensif dari para investor untuk membentuk lanskap kesehatan perempuan di area ini.

Yoona didirikan oleh Susanna Angraini, Dina Hermawati, Adrianto Hermawi, dan Benny Sutandio dengan komitmen kuat untuk menetapkan standar baru terhadap kesejahteraan perempuan.

Sejalan dengan pertumbuhan Yoona di sektor D2C, perusahaan mengambil langkah signifikan untuk memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan dengan peritel besar. Jaringan distribusi ini dipadukan dengan peluncuran produk barunya untuk mendorong pertumbuhan bisnis Yoona di masa depan.

"Keberhasilan Yoona dalam menutup putaran awal ini menjadi bukti dedikasi kami untuk merevolusi bidang kesehatan perempuan dan memberdayakan perempuan di seluruh Indonesia untuk merangkul kesehatan dan kesejahteraan mereka," ujar Co-Founder & CEO Susanna Angraini dalam siaran resminya.

Produk debut Yoona adalah pembalut organik yang diklaim terbuat dari material ramah lingkungan dan teknologi untuk menghilangkan bakteri dan jamur. Produk Yoona telah dipasarkan di berbagai online marketplace dan jaringan outlet fisik Sociolla.

More Coverage:

Selain Yoona, ada pula startup D2C lokal Filmore yang mengembangkan produk kewanitaan berupa menstrual cup. Produk ini tidak populer di kalangan perempuan Indonesia, dan kebanyakan produk di pasaran berasal dari Amerika Serikat dan Eropa. 

Penggunaan menstrual cup diharapkan dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari penggunaan pembalut. Adapun, riset menyebutkan rata-rata perempuan menghabiskan hampir Rp80 juta sepanjang hidupnya untuk membeli produk kewanitaan saat menstruasi.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again