Tiga Cara Mengatasi Kehilangan Jajaran Manajemen Startup
Belajar dari CEO Telunjuk Hanindia Narendrata
Setelah menjalankan bisnis selama beberapa waktu, ada kalanya Co-Founder atau jajaran C-level Anda memutuskan hengkang dari posisinya karena berbagai alasan. Proses ini kerap terjadi pada startup yang berusia lebih dari lima tahun, sedang dalam proses akuisisi, atau telah mendapatkan funding.
Jika hal tersebut terjadi pada startup Anda, ada baiknya untuk menerapkan strategi yang tepat agar perusahaan tetap berjalan as usual meskipun posisi jajaran manajemen harus pincang untuk sementara.
Telunjuk adalah salah satu startup yang telah mengalami pergantian kepemimpinan, dari satu co-founder ke co-founder lainnya. Belajar dari pengalaman pribadi, CEO Telunjuk Hanindia Narendrata menyampaikan tiga tips menarik yang bisa diterapkan startup lain ketika mengalami kejadian serupa.
Adaptasi dan transisi
Pemberitahuan seputar niat keluarnya salah satu jajaran manajemen biasanya sudah diinformasikan terlebih dahulu oleh pihak terkait, namun dalam beberapa kasus, tertentu berlangsung secara tiba-tiba. Ketika proses ini terjadi, ada baiknya Anda, sebagai co-founder, bisa melakukan negosiasi dan melakukan adaptasi dengan cepat.
Bicarakan kejadian tersebut dengan investor dan pihak terkait lainnya. Berikan jalan keluar yang baik untuk rekan Anda sesama pendiri, lakukan dialog secara intensif dan pastikan posisi rekan tersebut jelas, apakah pada akhirnya sebagai komisaris, konsultan, atau minor shareholder dalam startup.
Menurut Hanindia, yang paling utama untuk diperhatikan adalah bagaimana transisi dan adaptasi antara C-level yang baru dengan tim yang akan dipimpinnya.
"Suatu organisasi yang ideal memang ditentukan dari kesiapan orang dalam menggantikan pemimpinnya. Makanya ini jadi salah satu ultimate goal-nya HR kan. Kalau suatu organisasi, manajemennya banyak ditempati oleh orang yang meniti karier di dalam organisasi, HR-nya sukses."
Pengganti yang tepat
Ketika negosiasi dan penjelasan posisi rekan Anda sudah jelas, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah segera untuk mencari pengganti posisi tersebut. Jika memungkinkan, ada baiknya menempatkan pengganti sementara (seperti deputi atau head) untuk mengisi posisi tersebut, agar bisnis bisa tetap berjalan dengan lancar, meski harus kehilangan seorang CEO atau Direktur.
Yang dilakukan Shopback ketika kehilangan Indra Yonathan, Co-Founder & Country Head Shopback Indonesia, adalah menempatkan orang dalam untuk menggantikan posisi tersebut.
Hal serupa juga dilakukan Rumah123. Ketika Country Manager mereka Ignatius Untung memilih untuk hengkang, mereka melakukan langkah sama untuk memilih Country Manager yang baru.
Menempatkan orang dalam menjadi cara yang lebih mudah dan lebih cepat untuk dilakukan. Namun pastikan menemukan orang yang tepat untuk bisa memimpin perusahaan ketika proses transisi terjadi di tubuh perusahaan.
Cara lain adalah merekrut orang luar atau mereka kalangan profesional, yang memiliki skill dan pengalaman yang cukup untuk menjadi pemimpin perusahaan. Namun demikian, wajib untuk diperhatikan agar orang tersebut bisa memberikan value kepada perusahaan dan memiliki karisma seorang leader.
"Proses hiring C-level dari luar ini juga memerlukan proses yang cermat. Apakah leadership value-nya cocok dengan leadership value organisasi. Jadi bukan sekedar track record performance saja yang harus dipertimbangkan, namun juga visi dan tentunya leadership value jadi yang utama," kata Hanindia.
Menyampaikan informasi
Langkah selanjutnya yang wajib untuk dilakukan dengan cermat adalah proses pemberitahuan ke internal perusahaan. Pastikan perubahan dan transisi yang terjadi tidak mengganggu jalannya perusahaan dan tim terkait bisa lanjut melakukan kolaborasi dengan pimpinan baru mereka.
Informasi yang disampaikan keluar (media dan stakeholder) juga wajib untuk diperhatikan. Sematkan informasi dan alasan yang relevan, berikan latar belakang yang jelas tentang alasan keluar salah seorang anggota manajemen tersebut, dan mengapa pengganti atau pimpinan yang baru merupakan orang yang tepat untuk posisi tersebut.
"Agar moral tim tetap terjaga penting untuk memberikan informasi yang jelas kepada tim, sehingga tim juga bisa melakukan tugas dan tanggung jawabnya seperti biasa bahkan semakin optimis. Jadi perlu persiapkan pula pesan bahwa pergantian ini bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif bagi semua pihak," kata Hanindia.
Sign up for our
newsletter