Twitter Perkenalkan Expanded Tweets untuk Pemilik Merk
Twitter semakin memperkuat strategi pemasukan mereka dengan pengumuman terbarunya. Mengikuti beberapa langkah sebelumnya seperti sponsored tweets, halaman untuk pemilik merek, halaman untuk hashtag, trending topic berbayar, dan akun usulan berbayar, hari ini Twitter mengumumkan expanded tweets bagi pemilik merk. Bagi tweet yang memiliki tautan ke situs tertentu, konten yang ditujukan akan dapat dilihat langsung jika di akses melalui situs utama Twitter maupun mobile.
Expanded tweets sebenarnya telah dirilis dalam skala yang lebih besar untuk situs penyimpan foto seperti Photobucket melalui kesepakatan penyimpanan gambar dengan Twitter, situs foto Twitpic, dan Instagram, termasuk juga YouTube. Kesepakatan baru ini membawa teks, video dan gambar yang dimiliki oleh beberapa merk untuk semakin menonjol di Twitter. Mitra pada peluncuran termasuk The Wall Street Journal, Breaking News, TIME, New York Times, The San Fransisco Chronicle, Der Spiegel Online, WWE, TMZ, BuzzFeed, Lifetime, Dailymotion, dan masih banyak lagi.
Dengan menggunakan expanded tweets, pengguna Twitter akan bisa menikmati banyak konten dari berbagai tautan tanpa harus meniggalkan situs Twitter. Namun untuk artikel atau blog post, Twitter hanya menampilkan beberapa baris pertama dari artikel dan mengarahkan kembali traffic ke tautan asli.
Saat ini, expanded content bagi pemiliki merk hanya bisa dilihat di Twitter untuk web dan mobile, sedangkan di aplikasi iPhone dan Android akan hadir pada versi berikutnya. Pengumuman resmi di blog Twitter tidak menyebutkan apapun tentang TweetDeck yang kini dimiliki Twitter, namun dengan fasilitas untuk melihat konten Tweet yang lebih kaya yang telah tersedia di aplikasi desktop dan web TweetDeck, dukungan atas expanded tweets sepertinya akan segera disediakan. Di sisi lain, aplikasi TweetDeck mobile belum mendapat pembaruan sejak September 2011.
Sepertinya Twitter tidak akan merilis pembaruan - expanded tweets ini untuk pengembang pihak ketiga karena hal tersebut akan mencakup kesepakatan rumit atas pembagian keuntungan antara Twitter, pengembang aplikasi, dan pemilik merk sendiri.
Tahun lalu Ryan Sarver dari Twitter memperingatkan para pengembang agar sebaiknya menjauhi pengembangan aplikasi yang mirip dengan apa yang dimiliki Twitter. Sepertinya Twitter mencoba untuk memastikan bahwa pengguna kebanyakan mereka untuk mengakses layanan mereka melalui properti Twitter sendiri untuk memaksimalkan penyebaran produk bersponsor mereka.
Sign up for our
newsletter