2 March 2015

by Yoga Wisesa

Valve dan HTC Coba Dominasi Virtual Reality Dengan Vive

Kabar mengenai device virtual reality besutan Valve mulai terdengar lantang semenjak mereka membuat update di laman Steam, menyebutkan bahwa 'jagat Steam lagi diperluas'. Sebuah device baru rencananya akan diungkap Valve tanggal 4 Maret 2015. Tapi sepertinya mereka keduluan oleh sang partner pembuat hardware yang lebih dini melakukan pengumuman.

Ternyata Valve tidak sendirian dalam menyerbu dunia virtual reality. Dalam presentasi di pembukaan ajang MWC 2015 Barcelona, akhirnya kita tahu HTC-lah yang bertanggung jawab menciptakan perangkat keras VR berbasis platform Steam. Ia dinamai Vive. Seperti laporan sebelumnya, ia memang memiliki performa lebih hebat dibanding Oculus Rift. Dan menariknya lagi, tanggal peluncuran versi retail Vive juga lebih jelas.

Satu faktor yang membuat Vive berbeda dari produk headset virtual reality lain adalah kehadiran dua pihak semenjak awal pengembangan. Biasanya dalam menggarap device VR, sisi perangkat keras dan lunak harus dipikirkan oleh satu produsen. Bahkan untuk nama sebesar Samsung saja, mereka memutuskan menggaet Oculus VR demi mengerjakan software dan interface.

Kolaborasi HTC dan Valve memastikan pengerjaan hardware dan software berjalan dinamis. HTC menangani apa yang biasa mereka kerjakan, sedangkan Valve berperan sebagai 'arsitek' dunia virtualnya. Steam VR masih hadir berupa software, yaitu platform di mana konten virtual reality (dalam hal ini Vive) bekerja. Dengan begitu, kedua perusahaan bisa fokus pada keahliannya masing-masing.

Info menarik: HTC Perkenalkan HTC One M9, HTC Grip dan HTC Vive

Vive menyuguhkan display 1200x1800-pixel di tiap mata dengan tingkat refresh 90 frame rate per detik. Ia diklaim mampu 'menyajikan gambar-gambar photorealistic ke semua arah, menyingkirkan ketersendatan yang sebelumnya ada pada teknologi VR'. Ia telah dilengkapi jack audio mandiri, sehingga kita dapat menikmati virtual reality bersama headphone favorit.

Selain itu, terdapat kelengkapan sensor standar: gyro, accelerometer, serta sensor laser position. Gunanya ialah melacak gerakan dan arah kepala Anda secara akurat, hingga 1/10 derajat. Berkat rangkaian sensor tersebut, kita dapat bergerak dengan lebih natural ketika mengakses konten. Kemampuan tercanggih dalam Vive sendiri terletak pada base station Steam VR, memastikan Vive tak sama dari headset VR lain.

Base station Steam VR memungkinkan pengguna berjalan langsung di dunia maya tanpa alat kontrol. Ia bisa membaca lokasi fisik Anda dalam ruang 4,5 kali 4,5 meter. Vive juga dibundel bersama controller wireless untuk memanipulasi objek atau menembakkan senjata via hand-tracking.

HTC Vive dijadwalkan meluncur akhir tahun 2015, dan versi developer-nya segera dirilis pada Musim Semi.

Sumber: HTCVR.com.