Vidio Perkuat Strategi di Tengah Momentum Pertumbuhan Bisnis OTT
Perluasan konten, inovasi produk, dan peningkatan kanal distribusi akan menjadi fokus perusahaan dalam melakukan eskalasi bisnis
Platform over the top (OTT) tengah mendapatkan momentum pertumbuhan terbaik. Pembatasan sosial akibat pandemi, mendorong masyarakat untuk mencari hiburan alternatif ketika di rumah saja. Aplikasi video menjadi salah satu yang menjadi banyak pilihan -- setidaknya dibuktikan oleh beberapa survei, termasuk yang baru-baru ini dilakukan The Trade Desk dan Kantar.
Jelas, pelaku industri tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, tak terkecuali para pemain lokal. Vidio, platform OTT di bawah naungan Emtek, menjadi buah bibir beberapa waktu terakhir. Selain performanya yang cukup mengesankan, dengan selalu bertanggar di peringkat teratas untuk aplikasi di kategori hiburan/video, mereka juga dikabarkan telah merencanakan beberapa aksi strategis.
Sempat beredar kabar bahwa raksasa video on-demand Netflix tertarik untuk berinvestasi ke Vidio. Namun ketika kami konfirmasi, perusahaan menjawab bahwa sejauh ini informasi tersebut adalah spekulasi pasar. Sementara eksekutif perusahaan, dalam beberapa kesempatan wawancara dengan media, mengatakan bahwa saat ini Vidio memang tengah terbuka untuk mendapatkan pendanaan eksternal [di luar suntikan grup konglomerasi induk].
Pertumbuhan bisnis
Vice President Marketing Vidio Rezki Yanuar mengatakan, pertumbuhan dari sisi revenue pada Q1 2020 meningkat 3-4x lipat dibanding periode tahun sebelumnya. Ini salah satunya didorong dengan jumlah pengguna yang menarik derastis. Lonjakan trafik eksponensial terjadi sekitar bulan April 2020, kala itu salah satu strategi yang dilakukan Vidio menggratiskan tontonan untuk pengguna salah satunya untuk memfasilitasi perubahan perilaku konsumen di fase PSBB pertama.
Pertumbuhan juga didukung oleh model bisnis yang diaplikasikan. Ada dua pendekatan, pertama adalah akses gratis di konten-konten tertentu [film, serial, streaming TV] disertai iklan. Kemudian yang kedua premium, untuk akses ke konten eksklusif seperti tayangan pertandingan bola. Model pertama dinilai menjadi jembatan yang apik untuk mengonversi penonton baru, khususnya dari kalangan yang sebelumnya tidak terbiasa dengan layanan OTT atau penikmat TV [gratisan].
"OTT mirip layanan e-commerce dulu. Awalnya orang tidak familiar kalau belanja harus dikenakan ongkos kirim, namun makin ke sini makin terbiasa. Sama halnya dengan OTT, ketika orang sudah mendapat value atau benefit dari tontonan yang dihadirkan, mereka bisa memahami ketika harus membayar untuk menonton tayangan tertentu," ujar Rezki.
Hingga saat ini, Vidio sudah memiliki lebih dari 1,5 juta pelanggan berbayar. Selain tayangan olahraga, pihaknya mengatakan bahwa konten orisinal menjadi yang paling banyak diminati. Untuk itu, di tahun ini mereka cukup agresif melakukan produksi, sejauh ini ada sekitar 7 serial yang siap ditayangkan. Agresivitas konten lokal ini sekaligus dipandang sebagai salah satu cara bagi Vidio untuk merangkul lebih banyak sineas dari Indonesia.
Pasar OTT Indonesia
Tidak dimungkiri bahwa industri OTT juga sangat kompetitif. Masih hijaunya pasar Indonesia membuat para pemain luar berbondong-bondong masuk. Bagi pemain lokal seperti Vidio, unique selling point menjadi hal krusial untuk dibentuk guna menghadirkan nilai lebih bagi penggunanya.
Menanggapi soal kompetisi pasar, tim Vidio cukup percaya diri, bahwa dengan pengetahuannya tentang industri konten lokal mereka yakin bisa lebih mengerti kebutuhan hiburan masyarakat Indonesia. Terlebih Vidio memiliki dukungan salah satu perusahaan media tertua di Indonesia.
"Persaingan OTT yang paling signifikan adalah konten. Pemasaran dan produk bagus pun percuma kalau tanpa konten yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk itu kami punya tiga pilar terkait konten, yakni live streaming, sports, dan serial/film orisinal," imbuh Rezki.
Pemahaman tentang kultur di Indonesia juga dijadikan modal yang kuat bagi perusahaan untuk bersaing. Ini termasuk dengan kebiasaan lama mengonsumsi konten bajakan. Vidio memiliki langkah antisipatif dengan memiliki tim khusus yang bekerja sama dengan penyedia platform digital lain seperti Google atau Facebook.
Kerja sama dengan telko
Strategi lain yang dilakukan untuk memperluas cakupan konten adalah berkolaborasi dengan produsen konten lain. Ada beberapa agenda kerja sama, namun tim Vidio belum bisa membeberkannya ke publik. Fox Sports adalah salah satu contoh perusahaan yang digandeng Vidio untuk masuk ke ekosistem kontennya. Tayangan olahraga seperti balap F1 atau MotoGP dinilai memiliki tingkat permintaan yang cukup bagus di Indonesia.
More Coverage:
Kerja sama juga termasuk dilakukan untuk melancarkan strategi monetisasi. Vidio menggandeng sejumlah perusahaan telekomunikasi dan broadband sebagai kanal distribusi layanan. Diakui, konversi pengguna premium dari kerja sama ini cukup besar persentasenya. Bentuknya, akses Vidio dijadikan add-on ke layanan telekomunikasi/data yang dijajakan ke pelanggan. Juga, opsi pembayaran langganan Vidio dengan mekanisme potong pulsa. Soal pembayaran ini, disampaikan juga porsinya sangat besar dibanding yang lain.
Rencana bisnis
Terlepas dari rumor yang beredar seputar rencana penggalangan dana, Vidio memang tengah berupaya menjadi entitas bisnis yang lebih kuat dan mandiri. Pihaknya mengaku sudah mulai agresif melakukan eskalasi bisnis sejak tahun lalu. Pasar OTT sangat sexy, grup perusahaan pun memberikan dukungan agar Vidio makin serius menggarap potensinya.
"Emtek secara grup sadar betul, bahkan masa depan bisnis hiburan adalah digitalisasi. Ini jadi alasan yang kuat untuk mendorong Vidio melangkah lebih jauh lagi," ungkat Rezki.
Secara umum ada beberapa aspek yang akan digenjot sebagai strategi menumbuhkan bisnis. Pertama ialah perluasan konten. Kedua, inovasi produk -- termasuk mendukung kegiatan live streaming, kuis interaktif untuk komplementer acara, dan fitur gamifikasi lainnya. Dan yang ketiga, Vidio berupaya untuk meningkatkan kanal pemasaran dan distribusi, tidak hanya ke platform smartphone tapi juga mulai ke smart tv.
Sign up for our
newsletter