1. Startup

Zomato Tutup Permanen di Indonesia, Pemain Direktori Semakin Tersisih

Menyisakan Qraved dan PergiKuliner dengan model bisnis serupa Zomato Indonesia

Aplikasi direktori restoran Zomato resmi menyetop operasional secara penuh di Indonesia. Pengumuman resmi disampaikan perusahaan melalui situsnya sejak pekan lalu. Aplikasinya masih bisa diakses khusus direktori penelusuran di India dan UEA saja. Namun, direktori lokasi di Indonesia kini sudah tidak tersedia.

"Saatnya mengucapkan perpisahan! Kehadiran kami di Indonesia merupakan perjalanan yang hebat, tetapi sayangnya kami harus menghentikan operasi kami di sini!. Tapi kami masih bisa menelusuri berbagai restoran dan memesan makan dari berbagai tempat makanan rekomendasi Zomato di India dan UAE," tulis perusahaan.

Sebelumnya pada 2020, perusahaan memang sudah mengumumkan menutup kantor cabangnya di Indonesia pada Oktober 2020 lalu. Kala itu, layanan berlangganan Zomato Pro dan Zomato Gold, yang memungkinkan pengguna mendapat sejumlah benefit, seperti kemudahan reservasi restoran dan memilih menu makanan, ikut dihentikan.

Meski demikian, pengguna masih bisa mengakses layanan Zomato untuk menelusuri direktori restoran dan tempat makanan baik itu melalui situs dan aplikasi Zomato. Sebab, pemeliharaan konten di sini dilakukan langsung oleh tim Zomato di kantor pusat di India.

Zomato sendiri masuk ke pasar Indonesia pada November 2013 lalu setelah resmi hadir perdana di India pada Juli 2008.

Fokus perbaiki kinerja

Penutupan bisnis internasional Zomato adalah rangkaian upaya perusahaan yang kini berfokus mencapai pada titik impas. Sejak 2021, perusahaan telah menghentikan hampir semua bisnis internasionalnya, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris Raya (UK), Singapura, dan Lebanon.

Mengutip dari Business Insider India, CEO Zomato Deepinder Goyal, mengatakan, “Kami juga menutup operasi kami di Lebanon, yang merupakan satu-satunya bisnis internasional yang kami miliki (selain bisnis makan di UEA) setelah menutup sisa bisnis internasional kami yang beroperasi tahun lalu.”

Zomato telah mengidentifikasi tiga segmen geografis untuk menandai peta bisnis internasionalnya. Per 10 November 2021, terdiri atas:

  1. India
  2. Uni Emirat Arab (UEA)
  3. Rest of the World (Australia, Selandia Baru, Filipina, Indonesia, Malaysia, AS, Lebanon, Turki, Ceko, Slovakia, Polandia, Qatar, Irlandia)

India adalah pasar terbesar bagi Zomato dalam hal pendapatan, diikuti oleh UEA. Oleh karenanya, keduanya ini dipertahankan hingga sekarang. Di Uni Emirat Arab, Zomato bermain sebagai platform agregator makanan, sementara di kandangnya, sebagai bisnis pengiriman makanan.

Pemain tersisa

Hengkangnya Zomato di bisnis direktori restoran di Indonesia, kini menyisakan Qraved dan PergiKuliner yang kini masih beroperasi dengan model bisnis yang sama. Sisanya juga menyediakan layanan direktori, tetapi bukan jadi bisnis utama, seperti yang dilakukan oleh Chope dan Eatigo. Mereka berdua menyediakan layanan reservasi dan voucher makanan.

Dalam wawancara sebelumnya, Co-Founder PergiKuliner Oswin Liandow mengatakan bahwa hanya pemain lokal yang mampu bertahan, dan pada akhirnya menjadi juara di bisnis direktori restoran. Dia pun mengklaim bahwa PergiKuliner adalah satu-satunya platform penelusuran kuliner lokal dengan pertumbuhan jumlah ulasan yang objektif dan trafik yang tinggi.

Cakupan ulasan di PergiKuliner tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Surabaya, mulai dari kedai kaki lima hingga restoran hotel bintang lima.

"PergiKuliner selama ini berupaya untuk fokus kepada pengguna. Untuk restoran, jika mereka memiliki bisnis yang baik dan makanan yang berkualitas, tentunya sangat relevan menjadi mitra kami karena kami berupaya memberikan ulasan yang obyektif," kata Oswin.

More Coverage:

Sebagai platform media, cara monetisasi PergiKuliner adalah periklanan untuk pemilik restoran. Konsepnya beragam, apakah restoran tersebut ingin di-highlight dari lokasi, menu, dan lainnya. Cara ini sesungguhnya dilakukan oleh berbagai platform sejenis, termasuk Zomato dan OpenRice yang sudah angkat kaki dari Indonesia.

Meskipun demikian, PergiKuliner mengklaim berupaya untuk bekerja sama dengan restoran yang memang telah memiliki popularitas baik, dari sisi harga, lokasi, hingga kualitas rasa makanan. Mereka melakukan proses kurasi terhadap siapapun yang ingin beriklan dan bisa menolak jika tidak sesuai persyaratan.

"Saya berupaya menekankan kepada tim bahwa misi kita adalah memberikan ulasan dan rekomendasi restoran secara obyektif. Menjadikan platform kami sebagai referensi yang akurat bagi pengguna."

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again