51% UMKM di Indonesia Menggunakan Uang Tunai untuk Bertransaksi
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi yang merambah berbagai aspek kehidupan, sebuah riset dari Modalku menunjukkan bahwa tradisi lama belum sepenuhnya ditinggalkan. Meskipun berbagai metode pembayaran modern bermunculan, transaksi uang tunai dan transfer bank tetap menjadi pilihan dominan bagi UMKM Indonesia.
Untuk mendalami perspektif pelaku UMKM, Grup Modalku, yang merupakan platform pendanaan digital di Asia Tenggara, mengadakan survei pada 2023 yang melibatkan 977 UMKM dari lima negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dari total responden, sebagian besar adalah pelaku usaha mikro (74%) dan pemilik bisnis (63%). Dari mereka, 59% adalah penerima dana dari Grup Modalku sementara 41% lainnya bukan.
Dalam lanskap bisnis UMKM di wilayah operasional Grup Modalku, terdapat sebuah fenomena menarik terkait metode pembayaran yang digunakan. Meskipun era digitalisasi semakin menguat, transfer bank tetap menjadi pilihan utama bagi mayoritas UMKM.
Data menunjukkan bahwa hampir 90% dari responden memilih untuk membayar supplier mereka melalui transfer bank. Bahkan, 88% dari UMKM tersebut mengkonfirmasi bahwa mereka menerima pembayaran dari pelanggan dengan cara yang sama.
Namun, tidak dapat diabaikan bahwa transaksi tunai masih memiliki tempat di hati banyak UMKM, terutama di Indonesia. Sebanyak 51% responden di tanah air mengungkapkan ketergantungannya pada uang tunai, baik untuk membayar supplier maupun menerima pembayaran dari pelanggan.
Namun, tren pembayaran tidak berhenti di sini. Dengan perkembangan teknologi, metode pembayaran alternatif mulai mendapatkan tempat di kalangan UMKM.
Sebagai contoh, 27% responden menyatakan bahwa mereka menerima pembayaran dari pelanggan melalui e-wallet. Sementara itu, cek masih relevan dengan 14% UMKM menerima pembayaran melalui metode ini.
Virtual account juga mulai mendapatkan traksi dengan 12% UMKM mengadopsinya untuk menerima pembayaran. Dari sisi pembayaran ke supplier, cek masih menjadi pilihan bagi 17% responden, diikuti oleh virtual account (8%), dan e-wallet (4%).
Ini menunjukkan bahwa UMKM terus beradaptasi dengan berbagai opsi pembayaran yang tersedia, mencerminkan fleksibilitas dan ketahanan mereka dalam menghadapi dinamika pasar yang berubah-ubah.
51% UMKM Indonesia Memulai Bisnis dengan Modal Sendiri, Teman atau Keluarga
Laporan terkini dari Grup Modalku ini juga memberikan pandangan mendalam tentang realitas di balik pendirian UMKM di beberapa negara utama kawasan ini, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Di tanah air, sebagian besar UMKM memperoleh modal awal dari tabungan pribadi, bantuan dari keluarga dan sahabat (51%), disusul oleh bank konvensional (31%), pendanaan alternatif seperti fintech (10%), dan selebihnya dari investor (3%).
Country Head Modalku, Arthur Adisusanto, mengatakan, “Survei ini menegaskan dan memperluas pemahaman kami tentang UMKM untuk melayani mereka lebih baik, dengan mempermudah akses pendanaan yang dihadirkan dan mulai masuk ke dalam manajemen arus kas, yang akan diterapkan pada produk kami.”
Dalam survei ini terungkap pula, Business Term Loan mendominasi pilihan responden di Asia Tenggara dengan porsi sebesar 49%. Produk ini juga memberikan dampak signifikan dalam pendanaan bisnis di tanah air dengan kontribusi mencapai 74%. Produk lain yang mendapat perhatian adalah account payable financing (25%) dan invoice financing (22%). Tidak hanya itu, produk manajemen biaya juga diminati oleh 21% responden, sementara 13% memilih transaksi lintas-negara dan 8% memanfaatkan fasilitas pembayaran dengan kartu.