Bukalapak Gelontorkan 1 Triliun Rupiah untuk Kembangkan Program "Mitra Bukalapak"
Telah rangkul 500 warung dan 700 ribu pelaku usaha sebagai mitra, sumbang 20% pemasukan
Berawal dari percobaan, model online-to-offline Mitra Bukalapak saat ini sudah memberikan kontribusi sekitar 20% kepada pemasukan perusahaan. Untuk meningkatkan peluang tersebut, Bukalapak akan menggelontorkan investasi hingga 1 triliun Rupiah pada program Mitra Bukalapak. Investasi tersebut akan fokus dilancarkan mulai tahun 2019.
Kepada media di acara HUT Bukalapak ke-9 (10/1), CEO Bukalapak Achmad Zaky menegaskan, cepatnya pertumbuhan Mitra Bukalapak didukung oleh consumer behaviour yang masih banyak melakukan transaksi secara offline. Di sisi lain, pesatnya penetrasi smartphone di berbagai kalangan diklaim dapaat mengembangkan bisnis pemilik warung yang menjadi Mitra Bukalapak.
"Sejak awal berdiri, misi dari Bukalapak adalah membantu UKM untuk menjalankan bisnis secara online. Kini dengan Mitra Bukalapak kami mencoba untuk membantu meningkatkan penjualan pemilik warung tradisional yang jumlahnya masih besar di Indonesia," kata Zaky.
Sejak diresmikan tahun 2017, Mitra Bukalapak telah bermitra dengan 500 warung dan 700 ribu pelaku usaha mandiri di seluruh Indonesia. Memasuki usia ke-9, Bukalapak mengklaim telah merangkul lebih dari 4 juta pelapak dan 50 juta pengguna di seluruh Indonesia.
Bukalapak juga telah meluncurkan beberapa fitur dan layanan untuk Mitra Bukalapak, di antaranya aplikasi Mitra Bukalapak, fitur "Warung Terdekat", Call Order Delivery (COD) hingga layanan "Saldo bantuan".
"Ke depannya untuk mitra Bukalapak ini bukan hanya pemilik warung tradisional saja yang akan kita bantu, namun juga petani, penjual gorengan hingga penjual toko kelontong lainnya," kata Zaky.
Disinggung apakah Bukalapak berencana untuk melakukan fundraising, Zaky enggan untuk memberikan informasi lebih lanjut terkait hal tersebut. Demikian juga dengan rencana IPO yang hingga kini masih belum jelas kepastiannya.
Dalam wawancara terpisah, Co-Founder dan President Bukalapak M. Fajrin Rasyid mengungkapkan bahwa Gross Merchandise Value (GMV) bulanan perusahaan mencapai 4 triliun Rupiah ($270 juta) per bulan atau Annualized GMV mencapai 48 triliun Rupiah (sekitar $3,2 miliar).
"Untuk profit sendiri bisa dibilang kita cukup on-track hingga saat ini. Semua lini bisnis kami mengalami pertumbuhan yang positif," kata Zaky.
Pengembangan teknologi IoT Bukalapak
Selain fokus membantu pemilik warung tradisional melalui Mitra Bukalapak, saat ini tim engineer Bukalapak juga semakin agresif mengembangkan teknologi untuk menciptakan inovasi terbaru. Keseriusan Bukalapak untuk mengembangkan teknologi tersebut adalah dengan mendirikan Kantor Pusat Riset dan Pengembangan di Bandung dan Bukalapak-ITB Artificial Intelligence & Cloud Computing Research Lab.
Disinggung apa target yang ingin dicapai oleh Bukalapak dengan mengembangkan teknologi tersebut, Zaky menyebutkan, selama ini Bukalapak selalu mencoba sesuatu yang baru dengan meluncurkan inovasi baru.
"Salah satunya adalah Mitra Bukalapak yang awalnya datang dari uji coba. Selain itu kita juga telah meluncurkan BukaBike yang baru tersedia di ITB. Jika ke depannya inovasi yang sudah kita luncurkan mengalami pertumbuhan yang baik akan kita teruskan, namun jika tidak akan kita hentikan," kata Zaky.
Saat ini tim engineer Bukalapak masih mencoba beberapa teknologi seperti IoT, machine learning hingga AI. Mulai dari pengembangan drone hingga unmanned store yang saat ini sudah banyak dikembangkan oleh layanan e-commerce di Tiongkok. Meskipun masih dalam rencana dan uji coba, ke depannya teknologi dan inovasi seperti itu yang akan menjadi fokus dari Bukalapak.
"Kami berhasil membuktikan bahwa dengan pendanaan yang disiplin kami mampu bertumbuh secara signifikan. Dengan lebih dari 2500 talenta terbaik tanah air, Bukalapak hadir untuk membangun Indonesia melalui inovasi teknologi dan kreativitas," kata Zaky.