Startup Edtech Cakap Paparkan Kinerja Positif, Miliki Tiga Juta Pengguna
Tiga tahun berturut-turut membukukan laba dengan margin EBITDA positif; pendapatan tumbuh 10x lipat sepanjang 2020-2022
Startup edtechCakap memaparkan kinerja positif sepanjang tahun lalu. Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (21/2), Co-founder dan CEO Cakap Tomy Yunus mengapresiasi konsistensi seluruh timnya dengan mencatat kinerja keuangan yang baik.
“Fokus perusahaan terletak pada fundamental dan performa unit ekonomi yang positif. Ekspansi ke pendidikan vokasi (TVET) dan layanan pembelajaran bauran (blended learning) sebagai bagian dari komitmen kami membangun bangsa juga merupakan kunci keberhasilan di tahun 2022,” ujar Tomy.
Berikut pencapaian bisnis perusahaan:
- Tiga tahun berturut-turut membukukan laba dengan margin EBITDA positif
- Pendapatan tumbuh 10x lipat sepanjang 2020-2022
- Memiliki lebih dari tiga juta pengguna, dari kalangan usia produktif 20-39 tahun tersebar di 96 dari total 98 kota di Indonesia
- Kontributor pendapatan perusahaan: Bahasa menyumbang 50%, kemudian sisanya Upskill dan Bisnis
- Memiliki lebih dari 1.800 pengajar datang dari Indonesia, serta negara-negara di Asia Pasifik dan Eropa
- Menjalin lebih dari 600 kemitraan dengan institusi pendidikan, perusahaan, instansi pemerintahan, hingga yayasan. Salah satunya, kerja sama dengan provider Telkomcel asal Timor-Leste untuk penyediaan program pembelajaran dari Bahasa Portugis hingga keterampilan di luar bahasa.
"Cakap yang telah terdaftar sebagai Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kemendikbud serta Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Kemenaker ini, memiliki rating stabil di 4,9 pada Google Play Store dan telah memberikan impact satu juta kegiatan pembelajaran melalui 487 materi yang terbagi ke dalam 17.000 modul pelatihan bahasa hingga vokasi," kata Jonathan.
Tomy pun menutup, “Agar bisnis ini terus memberikan manfaat, Cakap senantiasa menjalankan prinsip berkesinambungan dengan menerapkan tiga prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), terutama untuk poin 4 (Pendidikan berkualitas), 8 (Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), dan 10 (Berkurangnya kesenjangan). Kami yakin ini juga menjadi kunci bagi Cakap untuk menjadi terus berinovasi dan menjadi solusi pengembangan diri bagi anak bangsa.”
Lanskap bisnis edutech
Di Indonesia, vertikal bisnis seperti Cakap juga dijalankan oleh Ruangguru yang menyediakan English Academy, dan pemain konvensional seperti English First dan Wall Street English. Sementara untuk kursus peningkatan skill juga diramaikan oleh sejumlah pemain, seperti RevoU, Coursera, Kuncie, Udemy, Binar Academy, dan masih banyak lagi.
DSResearch pernah mengulas industri edtech di Indonesia bertajuk "Edtech Report 2020: Transforming Education". Mengutip dari hasil riset Holon IQ, mereka memetakan layanan edtech ke dalam beberapa kategori: pembelajaran bahasa, steam dan coding, pembiayaan pendidikan, keterampilan dan pekerjaan, pendidikan tinggi, verifikasi, manajemen dan lingkungan belajar, pendidikan tinggi, dan dukungan pembelajar. Mereka juga memetakan 50 pemain edtech yang signifikan di setiap kategori.
Dari laporan ini, dari survei terhadap 500 responden, terungkap bahwa jenis layanan edtech populer yang pernah dan paling banyak digunakan orang adalah Online Tutor. Sedangkan kurang dari 20% orang yang pernah menggunakan MOOC (Massive Open Online Course). Berdasarkan jenis kelamin, 71,3% laki-laki pernah menggunakan tutor online, sedangkan 74,1% perempuan pernah menggunakan e-learning.
More Coverage:
Setengah responden di bawah usia 20 tahun kebanyakan menggunakan tutor online, sementara kelompok usia lain pernah menggunakan e-learning. Sekitar 50% orang sebagian besar setuju bahwa layanan edtech yang pernah digunakan mudah diakses, materi disampaikan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan & anggaran mereka, dan kontennya relevan.