eFishery Resmikan Kehadiran di India
Berlokasi di kota Kakinada, negara bagian Andhra Pradesh, 85% produksi ikan di India berasal dari kota tersebut
eFishery meresmikan kehadirannya di India dengan badan hukum eFishery Aqua Techworks Private Limited. Informasi ini pertama kali disampaikan oleh Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam unggahannya di platform X.
“Setelah berada dalam stealth mode selama 12 bulan terakhir, hari ini [26/10] kami secara resmi meluncurkan operasi kami di India. Yang membuat saya bersemangat adalah bagaimana kami meningkatkan keuntungan petani per m2 sebanyak 16 kali lipat di sini. Dampak yang lebih besar untuk menyelesaikan masalah kelaparan dunia,” tulisnya.
Dikonfirmasi oleh DailySocial.id, Gibran membenarkan bahwa perusahaan sudah meresmikan kehadirannya di Indonesia. “Yes [sudah publik], tapi belum resmi terkait info detail dan etc-nya,” kata Gibran.
Kantor pusat eFishery India berada di kota Kakinada, Andra Pradesh. Andra Pradesh merupakan negara bagian di wilayah pesisir selatan India dengan terluas ketujuh dan terpadat kesepuluh di India. Menurut Gibran, Kakinada adalah tempat produksi ikan terbesar di India yang menyuplai 85% dari total produksi.
“Kami mendekatnya ke pembudidaya, bukan ke tech talents. Sekarang 90% yang kami kerjain di India di ikannya sih,” ucapnya.
Proyek pilotnya juga sudah dilakukan selama 12 bulan sejak September 2021. Beberapa waktu lalu, Gibran sempat menjelaskan alasannya untuk masuk ke India tak lain karena industri akuakultur di sana punya banyak kesamaan dengan Indonesia. Di antaranya, petani ikannya sama-sama dimulai dari skala kecil dan pangsa pasarnya juga mirip, sekitar $9-10 miliar per tahunnya.
Lokasi petani di sana terpusat di satu lokasi yang luasnya mirip dengan Pulau Jawa. Sekitar 85% produksi nasional berasal dari lokasi tersebut. Juga, produktivitas pembudidaya India baru setara 1/5 dari Indonesia. Artinya, pembudidaya Indonesia lebih piawai menggunakan teknologi baru.
“Jika kita bawa teknologi [eFishery] untuk menaikkan produktivitasnya, dampak yang diberikan akan lebih besar. Belum lagi dampak ke sektor lainnya, seperti konsumsi ritel.”
Kondisi di atas berbanding jauh dengan negara tetangga Indonesia, seperti Thailand dan Vietnam. Di kedua negara tersebut, industri akuakulturnya didominasi oleh pemain besar yang pada akhirnya membuat para pembudidayanya untuk menempel ke magnet tersebut.
Setelah India, perusahaan akan mencari kandidat berikutnya. Namun pihaknya tidak ingin terburu-buru saat ekspansi. “Konsepnya one country at the time biar fokus, mau lihat impact-nya bagaimana, karena kita pengennya sustainable. Enggak banyak negara sekaligus, lalu tutup ketika gagal.”
Sejak berdiri di Indonesia pada 2013, perusahaan telah menjaring lebih dari 200 ribu pembudidaya ikan dan petambak udang dengan 1,1 juta kolam aktif yang tersebar di 280 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Hingga 2022, perusahaan telah memfasilitasi 1,1 triliun transaksi penjualan ikan air tawar dan 1,12 triliun transaksi penjualan udang. Bila dinominalkan, setara dengan Rp8 triliun total transaksi penjualan ikan dan udang, serta Rp4 triliun total transaksi penjualan pakan ikan dan udang.
Kontribusi terbesar disumbangkan dari Jawa Barat dengan persentase hampir 40%. Sementara untuk ekspor, disebutkan angkanya mencapai 20 juta kilo per bulannya untuk 10 komoditas di eFishery ke Amerika Serikat dan Tiongkok.
Solusi finansialnya, Kabayan, telah didukung oleh belasan perusahaan finansial, seperti Bank OCBC NISP, Amartha, Investree, dan Kredivo. Total dana yang disalurkan mencapai Rp1,07 triliun untuk 24 ribu pembudidaya ikan dan petambak udang. Realisasi program Kabayan meningkat 2,5 kali tiap tahunnya, memungkinkan pembudidaya bisa mendapat akses ke dukungan finansial sampai dengan Rp45 juta per orang.
Produk pertama eFishery, eFeeder, merupakan alat pemberi pakan ikan otomatis, mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari dan meningkatkan efisiensi pakan hingga 30%. Produk ini telah melewati berbagai peningkatan fitur hingga yang terbaru mencapai versi ke-5, dilengkapi dengan komponen yang lebih cepat, pintar, dan kuat untuk mendukung pembudidaya yang lebih produktif dan efisien.