Gojek Tutup GoLife dan GoFood Festival, 430 Pegawai Terkena Layoff (UPDATED)
Pegawai terdampak mencapai 9% dari total karyawan
Gojek kembali melakukan perampingan bisnis, kali ini dengan menghentikan layanan GoLife dan program food court GoFood Festival. GoLife akan efektif ditutup per 27 Juli 2020. Sebelumnya, akhir tahun 2019 lalu, lima layanan GoLife resmi dihentikan, hanya menyisakan GoMassage dan GoClean.
Pegawai Gojek yang terdampak berjumlah 430 orang dan perusahaan menjanjikan langkah pengurangan pegawai ini menjadi satu-satunya keputusan pengurangan di tengah situasi pandemi.
Bagi pegawai yang terdampak, Gojek menyampaikan paket pesangon sebagai berikut:
- Karyawan yang terdampak akan menerima pesangon (minimum gaji 4 pekan) ditambah tambahan 4 pekan gaji untuk setiap tahun lamanya bekerja.
- Pembayaran gaji selama periode pemberitahuan. Karyawan terdampak tidak wajib untuk bekerja saat sudah memasuki periode pemberitahuan, tapi gaji tetap dibayar secara penuh.
- Equity arrangement. Masa tunggu (annual cliff) bagi karyawan yang memiliki hak kepemilikan saham akan dihapus, sehingga karyawan yang meninggalkan Gojek langsung mendapatkan saham perusahaan.
- Pembayaran cuti tahunan dan hak lainnya yang tidak digunakan
- Perpanjangan asuransi kesehatan bagi karyawan yang terdampak dan keluarga mereka hingga 31 Desember 2020.
- Karyawan dapat tetap memiliki laptop untuk membantu mencari peluang lain.
- Perpanjangan program layanan kesehatan mental, finansial, dan konsultasi lainnya selama tiga bulan ke depan.
- Program outplacement yang akan membantu setiap orang untuk mencari pekerjaan.
Penutupan layanan ini juga akan memberikan dampak kepada para mitra GoMassage dan GoClean. Gojek menjanjikan adanya paket apresiasi bagi mitra, berupa dana tunai dan pelatihan daring, yang diharapkan dapat dimanfaatkan para mitra untuk bangkit dan mencari peluang baru.
Sementara itu, GoFood Festival dihentikan karena tidak sejalan dengan konsep physical distancing selama pandemi. Mitra GoFood Festival bisa mengoptimalkan bisnis melalui GoFood dan inisiatif cloud kitchen milik Gojek.
Sebelumnya, pesaing terdekat Gojek, Grab, telah mengumumkan pengurangan sekitar 5% pegawai, 360 orang, secara regional.
Fokus pada bisnis inti
Berawal sebagai aplikasi ride-sharing, Gojek berambisi menjadi super app, yakni aplikasi yang mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan sehari-hari penggunanya. Mantap dengan visi tersebut, beberapa tahun belakangan perusahaan terus hadirkan layanan-layanan baru, termasuk varian fitur di GoLife.
Kini, seiring dengan perubahan fokus konsumen selama pandemi, Gojek memilih kembali fokus ke beberapa layanan yang memiliki potensi menghasilkan revenue besar. Selain transportasi dan logistik, fokus Gojek adalah platform pembayaran (GoPay), pengantaran makanan (GoFood), dan kesehatan (GoMed bersama Halodoc).
Inovasi tersebut dilakukan dengan dua strategi sekaligus, yakni internal melalui pengembangan mandiri dan eksternal melalui kolaborasi. Untuk menunjang inovasi kolaboratif, Gojek memanfaatkan unit investasi Go-Ventures yang banyak memberikan pendanaan bagi startup-startup potensial.
Awal bulan ini Gojek mengumumkan kucuran pendanaan dari Facebook dan PayPal di putaran Seri F. Dikabarkan setelah pendanaan tersebut valuasi perusahaan berada di angka $12,5 miliar.