Indonesia Punya Peranan Penting dalam Masa Depan E-Commerce Asia
Lima perusahaan dengan perolehan pendanaan terbesar tahun 2014 di kawasan ini adalah layanan e-commerce
Hingga saat ini, India dan Tiongkok masih menjadi pasar dengan pertumbuhan paling pesat ecommerce di Asia. Menurut Group CEO aCommerce Paul Srivorakul, saat berbicara di Echelon Indonesia 2015 beberapa lalu, tunggu saja 10 tahun lagi Indonesia berpotensi akan menjadi pasar terbesar ketiga di Asia di belakang kedua negara itu. Keyakinan tersebut didasari pada data dan fakta pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara dan Indonesia.
Paul dalam presentasinya, mengutip data dari Frost & Sullivan, menyebutkan pada tahun 2025 nanti Tiongkok akan mengalahkan India, menjadi negara berpotensi terbesar di Asia. Dengan prediksi pergeseran posisi yang menempatkan India ke posisi dua, Indonesia akan mengisi posisi ketiga terbesar di Asia.
Di luar itu, Paul menjabarkan e-commerce punya potensi yang luar biasa di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. “Pada 2014 lalu, lima dari sepuluh (perolehan) funding terbesar di Asia Tenggara adalah perusahaan e-commerce," ungkapnya.
Perusahaan tersebut adalah Lazada (US$349 juta), aCommerce (US$10,7 juta), Zalora (US$ 120 juta), Luxola (US$ 10 juta) dan Tokopedia (US$ 100 juta).
Potensi pasar di Asia Tenggara sangat besar. Kabar lebih baik dari itu Indonesia adalah negara yang punya potensi paling besar. Nilainya bisa mencapai hingga US$30 miliar. Paul mengatakan, “Menurut eMarketer, berdasarkan analisis AT Kearney, hingga 2017 nanti pasar Asia Tenggara akan bertumbuh sebanyak 25 persen, menyamai estimasi pertumbuhan di Tiongkok.”
Data yang sama juga mengungkap, potensi negara Asia Tenggara di sektor e-commerce akan mencapai puncaknya pada 2020.
Tidak heran jika perusahaan-perusahaan internet raksasa mulai merambah sektor e-commerce, Twitter Buy Button, Facebook Buy Button, dan Line dengan Line Grocery & Prompt Pay. Facebook bahkan menempatkan Asia Tenggara menjadi target penting mereka. “Lihat saja Twitter dengan Buy Button, Facebook juga menguji coba Buy Button, serta Line Groceries and Prompt Pay,” ujarnya.
Selanjutnya ia menambahkan m-commerce juga akan ikut tumbuh besar. Menurut data m-commerce Lazada saja, traffic melalui desktop tinggal 50 persen dan terus menurun. "Mobile commerce akan menjadi besar, namun dengan perilaku konsumen yang berbeda. Pelanggan mobile commerce memiliki karakteristik sedikit browsing, lebih impulsif dalam berbelanja, dan lebih besar pengeluarannya."