Investree Galang Pendanaan Seri D Rp3,6 Triliun Dipimpin JTA Holdings
Sejak Mei 2023 lalu Investree sempat masuk radar OJK karena ada indikasi gagal bayar ke lender
Startup fintech lending Investree, melalui perusahaan induk Investree Singapore Pte Ltd (Investree Group) akan meraih pendanaan seri D senilai 220 juta Euro atau setara 3,6 triliun Rupiah yang dipimpin oleh JTA International Holdings, diikuti oleh investor lama SBI Holding, yang sebelumnya mendanai Investree pada putaran seri B dan C.
Disebutkan, pendanaan seri D ini masih dalam proses yang akan difinalisasi di kemudian hari.
Pada akhir tahun lalu, Investree sudah mengumumkan rencana penggalangan seri D ini. JTA Holdings menunjukkan komitmennya untuk memimpin putaran tersebut. Target penutupan dana ini molor dari rencana awal, yakni Januari 2023.
Sebagai bagian dari kesepakatan, JTA International Holding dan Investree telah menyelesaikan pendirian perusahaan patungan bernama “JTA Investree Doha Consultancy”, yang berfungsi sebagai pusat Investree di Timur Tengah untuk menawarkan solusi teknologi pinjaman digital UMKM, salah satunya adalah layanan penilaian kredit berbasis AI.
Usaha patungan ini memungkinkan JTA International Holding dan Investree menghadirkan teknologi inovatif yang dibangun di Indonesia untuk memberdayakan UMKM di Qatar, Timur Tengah, dan Asia Tengah.
Investree terakhir kali mengumpulkan dana sebesar $23,5 juta dalam putaran pendanaan seri C pada Maret 2020 yang dipimpin oleh MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures.
President Director & Co-Founder/CEO Investree Adrian Gunadi menyampaikan dana segar tersebut akan digunakan untuk memperluas produk dan layanannya, serta meningkatkan kolaborasi dengan berbagai mitra untuk memberikan solusi digital yang lebih inovatif bagi para pelaku UMKM.
Ia juga menegaskan, berdirinya JTA Investree Doha menandai visi bersama mereka untuk semakin memperluas teknologi pinjaman UMKM digital, dengan JTA Investment Holding sebagai mitra strategis Investree.
“Kami dapat menyampaikan bahwa hingga saat ini, usaha patungan antara Investree dan JTA International Holding telah didirikan secara lengkap dan diakui secara resmi oleh pemerintah Qatar. Prosesnya memakan waktu karena terdapat berbagai langkah yang harus kami patuhi. dengan peraturan perundang-undangan di Qatar,” kata Adrian.
Didirikan pada 20105, Investree menyediakan empat produk pinjaman untuk UMKM, yaitu Invoice Financing untuk UMKM yang memberikan layanan/produk kepada perusahaan besar dengan sumber pembayaran dari invoice; Working Capital Term Loan (WCTL) untuk UMKM dengan model bisnis yang unik; Buyer Financing untuk UMKM sebagai pembeli ritel di pengecer besar/grosir; dan Pinjaman Produktif Mikro untuk pengusaha ultra mikro dari ekosistem mitra Investree.
Per Oktober 2023, Investree Indonesia telah mencatatkan total pencairan pinjaman sebesar Rp13,97 triliun dalam bentuk pinjaman produktif sejak didirikan di 2015. Investree Indonesia merupakan anak perusahaan Investree Group, perusahaan induk yang berbasis di Singapura, bersama Investree Thailand dan Investree Filipina.
Tersandung isu gagal bayar
Di Indonesia, pada Mei 2023, Investree masuk dalam radar OJK karena dikaitkan dengan isu gagal bayar. Lender (pemberi pinjaman) di Investree belum dibayar hingga ratusan hari. Perusahaan telah diminta oleh regulator untuk membuat rencana aksi, seperti meningkatkan upaya tagih pada portofolio yang jatuh tempo.
More Coverage:
“Ini kita tindaklanjuti lagi kalau tidak sesuai,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PMVL) OJK Agusman seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Kondisi tersebut menjadi perhatian penting, lantaran TKB90 yang dicatatkan di situs perusahaan adalah 95,37% per hari ini (5/10). Angka tersebut sedikit lebih rendah dari rata-rata di industri sebesar 96,53% per Juli 2023.
Aplikasi Investree di Google Play dihujani dengan keluhan-keluhan lender yang mengaku tidak menerima pengembalian lebih dari ratusan hari.