Lifepal Umumkan Pendanaan Seri A 130 Miliar Rupiah
Putaran ini dipimpin oleh ProBatus Capital dengan keterlibatan Cathay Innovation, Insignia Ventures Partners, ATM Capital, dan Hustle Fund
Lifepal mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $9 juta atau setara 130 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh ProBatus Capital dengan keterlibatan Cathay Innovation, Insignia Ventures Partners, ATM Capital, dan Hustle Fund.
Digabungkan dengan perolehan sebelumnya, total dana investasi yang telah dikumpulkan perusahaan mencapai $12 juta. Modal tambahan ini akan difokuskan untuk meningkatkan produk dan pengalaman pengguna mereka.
Sejak dirilis tahun 2019 oleh Giacomo Ficari, Nicolo Robba, Benny Fajarai, dan Reza Muhammad; Lifepal telah menjelma menjadi platform marketplace asuransi. Pendekatan direct-to-consumer (D2C) memungkinkan mereka mendistribusikan ratusan produk asuransi kepada masyarakat.
"Selama pandemi kami mengalami peningkatan permintaan yang kuat berbarengan dengan meningkatnya kesadaran akan risiko kesehatan yang dikombinasikan dengan ketersediaan platform online [..] Lifepal menjawab kebutuhan konsumen yang terus berkembang dengan mengurangi masalah terkait dengan agen tradisional melalui digitalisasi penuh value chain untuk pengalaman pengguna yang unggul," ujar Giacomo.
Sementara itu Founder & Managing Partner ProBatus Capital Ramneek Gupta menyampaikan, "Kami berinvestasi di Lifepal karena potensinya untuk mengubah cara konsumen Indonesia membeli asuransi. Mereka membangun platform yang secara unik melayani konsumen dengan memasukkan konten pendidikan yang membantu pelanggan memahami kebutuhan.”
Ukuran pasar
Berdasarkan data yang dihimpun DSInnovate dalam laporan bertajuk "Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021" disampaikan, nilai gross written premiums (GWP) di industri asuransi Indonesia telah mencapai $20,8 miliar pada tahun 2020 dengan CAGR 3,9% dari periode 2016. Diungkapkan juga permasalahan utama yang banyak dikeluhkan terkait dengan proses klaim dan aksesibilitas ke produk asuransi. Dari tesis tersebut, startup insurtech bermunculan dengan berbagai model bisnis yang unik.
"Pasar asuransi di Indonesia masih belum dimaksimalkan dan terlayani dengan baik, terbukti kurang dari 2% orang Indonesia memiliki asuransi, sehingga membuatnya siap untuk disrupsi digital," kata Direktur Cathay Innovation Rajive Keshup.
Pendekatan digital mulai terbukti membuahkan hasil. Data internal Lifepal mengungkapkan telah mengalami pertumbuhan 12x lipat yoy dengan pertumbuhan bulanan mencapai 20%. Strateginya dengan menggabungkan kekuatan konten, komunitas, dan kanal distribusi produk untuk menghasilkan proses bisnis yang lebih efisien di sisi pengguna.
Lifepal saat ini sudah mengakomodasi lebih dari 300 polis asuransi di bidang kesehatan, otomotif, properti, hingga perjalanan, bermitra dengan 50 perusahaan penyedia.
Platform insurtech
Masih dari laporan DSInnovate, saat ini ada sekitar 11 startup yang fokus menyajikan platform insurtech. Di luar itu, ada juga produk pendukung pasar dan enabler untuk menunjang sistem bisnis asuransi digital.
More Coverage:
Masing-masing platform juga memiliki pendekatan yang unik. Ambil contoh Fuse yang mendigitalkan konsep keagenan yang sudah dijalankan perasuransian tradisional sejak lama. Hal ini dinilai relevan dengan kondisi di Indonesia, sebanyak 97% dari populasi masih berstatus underinsured dikarenakan kurang percaya dengan sistem perasuransian yang ada saat ini.
Tahun ini tiga startup insurtech lainnya juga mengumumkan perolehan pendanaan baru. Pertama ada PasarPolis yang menerima dana tambahan lebih dari 70 miliar Rupiah dari IFC. Kemudian Prixa.ai juga mendapatkan pendanaan 40 miliar Rupiah yang dipimpin MDI Ventures dan TPTF. Terakhir ada Fuse yang mengumumkan perolehan pendanaan seri B.