Neobank Jadi Validasi KoinWorks Selanjutnya, Tuntun UMKM Jadi “Bankable”
KoinWorks NEO akan jadi mesin pertumbuhan terbesar; sementara bisnis lending jadi pencetak keuntungan terbesar
Bisnis p2p lending di Indonesia perlahan memasuki fase dewasa. Sementara, pemerataan akses keuangan untuk UMKM masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. KoinWorks yang belakangan mulai garap neobank meyakini bahwa solusi ini dapat membantu UMKM perlahan naik level dari awalnya underserved dan underbanked ke bankable.
Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Co-founder & CEO KoinWorks Benedicto Haryono menyampaikan selama mereka menjadi perusahaan p2p lending, ternyata convertion rate dari bisnis tersebut terbilang rendah alias di bawah 10% dari total leads yang masuk. Kondisi ini terjadi karena UMKM tersebut over finance, belum masuk layak didanai, atau sedang tidak butuh pendanaan.
Segmen yang ditolak oleh KoinWorks tersebut sebenarnya punya potensi yang bisa digarap di masa depan, mengingat jenis pinjaman yang diberikan adalah produktif. Dalam kata lain, mereka dipastikan ingin bisnisnya bertumbuh. “Kami berpikir bagaimana kalau kita beri produk yang lebih general, enggak perlu banyak persyaratan. Ini bisa jadi solusi, sehingga kalau sudah butuh kredit, mereka sudah qualified dan bisa segera dapat pendanaan,” ujar Ben, sapaan akrab Benedicto.
KoinWorks NEO adalah platform finansial terintegrasi bagi UMKM, pekerja lepas, content creator, hingga perusahaan rintisan. Dengan NEO Card dan layanan manajemen keuangan di dalamnya, produk ini memungkinkan pengguna untuk memenuhi kebutuhan bisnis mereka. Baik itu pengiriman uang, layanan payment link untuk membuat tautan pembayaran, monitor kondisi keuangan dan laporan pengeluaran, dan semua bantuan literasi keuangan yang dibutuhkan pemilik bisnis agar dapat mengembangkan usaha.
Melalui KoinWorks NEO, perusahaan memberikan nilai tambah tersendiri yang berbeda dari penyaluran kredit. Saat ditelusuri, isu UMKM lainnya adalah pencatatan keuangan yang belum terintegrasi alias masih manual, menggunakan buku atau Excel yang dikerjakan langsung oleh pemilik bisnis karena sumber daya terbatas. Waktu pun akhirnya banyak terbuang, pemilik bisnis tidak bisa fokus mengembangkan usahanya lebih jauh.
Dirinci lebih dalam, salah satu solusi yang ditawarkan lewat neobank adalah menyediakan account receivable yang otomatis terekonsiliasi dan dilengkapi fitur auto reminder untuk penagihan ulang. Harapannya solusi tersebut membuat waktu pemilik bisnis jadi lebih efisien, pun dari sisi pengalaman konsumen juga meningkat.
“Kita mau dorong UMKM ini untuk mulai manage operasional, keuangan, dan tumbuh bersama kami, sebelum menerima financing dari kami. Dengan memberikan pengalaman lain dari sisi financial policies yang lebih untuk cater pertumbuhan mereka dan sesuai dengan visi kami.”
Dia melanjutkan, bisnis yang telah terbantu oleh KoinWorks sepanjang lima tahun beroperasi, diklaim memberikan dampak yang terlihat dari rata-rata pertumbuhan penjualannya tumbuh dengan baik. Jumlah usaha yang telah terbantu ini angkanya mencapai lebih dari dua juta pinjaman. “Jadi validasi neobank ini merupakan dari misi yang kami terapkan dari awal bahwa kami ingin merealisasikan lebih banyak membantu UMKM di Indonesia.”
Dalam membangun KoinWorks NEO, sambung Ben, perusahaan memanfaatkan kemitraan dengan berbagai mitra melalui mekanisme BaaS, belum Open API. Dia beralasan kebutuhan KoinWorks sebagai perusahaan lebih spesifik dan terkustomisasi untuk UMKM. Sementara itu, dalam solusi Open API yang hadir di industri sejauh ini belum ada yang spesifik menjawab kebutuhan tersebut, masih sebatas untuk konsumer.
“Jadi kita kerja sama direct dengan mitra keuangannya saja dan pakai fitur by fitur yang relevan bagi kami dari pemain Open API seperti Finantier, Ayoconnect, dan Brick.”
Dirinci oleh Ben, KoinWorks NEO memiliki layanan manajemen keuangan yang secara otomatis menggabungkan aktivitas keuangan dan pergerakan uang; akses cepat dan mudah ke pinjaman bisnis, misalnya akses ke berbagai pinjaman untuk berbagai tujuan, termasuk installment loans, earned wage access (EWA) untuk karyawan mereka.
Terakhir, kartu virtual “NEO Card” yang berfungsi sebagai prepaid and chargecard didukung oleh Mastercard dan BNI untuk membuat transaksi online lebih mudah melalui fitur Virtual Card Number (VCN). Selain itu NEO Card dapat digunakan untuk memproses transfer pembayaran secara lokal atau internasional manapun secara gratis.
Mesin pertumbuhan
Sebagai startup yang selalu mengejar pertumbuhan, di tengah pertumbuhan bisnis lending yang tak lagi eksponensial, perusahaan akan mengandalkan KoinWorks NEO sebagai mesinnya. Bisnis lending akan tetap jadi mesin penghasil keuntungan terbesar perusahaan karena punya volume yang besar, kendati pertumbuhannya hanya mencapai 3%-5% per tahunnya.
“Tapi dari pertumbuhan ecosystem data transaksi dan user base, NEO akan jadi yang terbesar. Sebab, dari situ akan tumbuh sekian x persen sekitar 20%-25% dari user base NEO yang bisa dapat financing dan ada value service yang bisa kita berikan ke mereka juga.”
Perusahaan juga akan lebih gencar masuk ke kota lapis dua dan tiga, mengingat sejauh ini baru masuk ke kota utama saja. Langkah ini akan dilakukan melalui KoinWorks NEO. Menurutnya, di tengah melambannya pertumbuhan bisnis lending karena mulai mature, membuat segmentasi pasar semakin terbentuk dengan spesialisasinya masing-masing.
Beda dari kondisi pada awal yang mana hampir semua pemain menggarap semua sektor pembiayaan. Kondisi tersebut membuat pemahaman masyarakat terhadap suatu perusahaan lending makin meruncing. Misalnya, untuk pinjaman produktif spesifik untuk perempuan, konsumen mulai mengasosiasikan dengan Amartha, pinjaman syariah ada ALAMI, kemudian untuk UMKM ada Investree, Modalku, dan KoinWorks, dan sebagainya.
“Market sekarang jadi lebih tahu segmen lending dan tahu apa yang mereka cari. Ke depannya penetrasi harus digenjot ke tier 2 dan 3, sementara kami masih ada di tier 1 jadi perlu usaha ekstra agar layanan kami bisa lebih diverse.”
More Coverage:
Dari sisi manajerial pun, perusahaan melakukan penambahan posisi baru agar lebih berfokus. Di antaranya, Divisi Strategi berfokus pada penciptaan nilai dan arah perusahaan secara keseluruhan, serta memastikan bahwa KoinWorks akan terus membangun ekosistem UMKM Indonesia. Kemudian, Divisi Produk yang sepenuhnya bekerja dengan data-driven akan lebih kuat dan tajam dalam memecahkan masalah kompleks menjadi lebih sederhana untuk menghasilkan produk yang tepat guna.
Lalu, Divisi Platform yang baru dibentuk secara konstan akan terus melihat kebutuhan user experience, terutama pelaku UMKM dengan membangun ekosistem yang membantu mereka dari memulai bisnis hingga berkembang melampaui UMKM.
Bersinergi dengan Divisi Produk dan Divisi Platform, Divisi Wealth berkomitmen membantu pengguna KoinWorks melalui produk investasi yang sejalan dengan journey pengguna mencapai tujuan finansial. Sementara itu, Divisi Marketing akan memaksimalkan KoinWorks dalam membantu pengguna untuk mengenal manfaat dan kemudahan mengakses platform keuangan digital seperti KoinWorks.
Dalam lima tahun beroperasi, perusahaan yang awalnya hanya mendistribusikan pinjaman untuk UMKM ini, kini mempunyai serangkaian produk, seperti tabungan emas digital, pendanaan P2P otomatis berbasis kecerdasan buatan (AI), pembiayaan dengan jaminan invoice, pembiayaan dana pendidikan, early wage access, hingga pembelian obligasi. Hingga awal tahun ini, KoinWorks telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp11 triliun.