1. Startup

Mendalami Tren Pemasaran Digital Tahun 2022 dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pebisnis

Pemanfaatan data menjadi salah satu aspek penting yang perlu disoroti di tengah laju transformasi digital bisnis secara menyeluruh

Bersamaan dengan kompetisi yang terus terbuka lebar sebagai implikasi dari digitalisasi bisnis, menjadikan setiap pelaku bisnis termasuk startup dan UMKM perlu mendefinisikan betul strateginya untuk memenangkan pasar. Salah satu yang dapat dioptimalkan ialah dengan memanfaatkan pemasaran digital -- karena selain untuk mengikuti perkembangan pola perilaku konsumen, cara ini dinilai bisa menghasilkan berbagai dampak, termasuk menggali insight penting yang dijadikan dasar dalam keputusan penting dalam bisnis.

Untuk melihat bagaimana tren pemasaran digital dan hal-hal yang perlu diperhatikan bisnis di tahun 2022, DailySocial.id berkesempatan untuk berbincang dengan Country Director for Marketing Services ADA Indonesia Faradi Bachri.

Mengawali perbincangan, Faradi mengatakan bahwa 2022 merupakan tahun penting bagi pelaku bisnis untuk bersaing di pasar yang semakin dinamis seiring meningkatnya potensi pasar digital. Berdasarkan premis tersebut, diprediksi tahun ini akan terjadi peningkatan anggaran pemasaran untuk mengoptimalkan bisnis melalui transformasi digital dan pemasaran digital. Ia juga menyampaikan, terdapat beberapa tren pemasaran digital yang akan berkembang di beberapa lanskap, meliputi:

  1. Bottom of Funnel Focus; inisiasi penjualan melalui platform e-commerce dan investasi di konten/media akan signifikan. Hal ini mendorong adanya kebutuhan teknologi periklanan yang mengacu pada data dan performa.
  2. Activation of 1st Party Data at the Clients; penggunaan data pihak ketiga diprediksi akan menjadi sangat terbatas, mengacu pada kebijakan terbaru Google dan Meta terkait pembatasan cookies, maka berdampak pada pemanfaatan data pihak pertama untuk pengganti. Untuk mengefisiensikan proses tersebut, pemanfaatan layanan public cloud seperti martech dapat membuka kesempatan baru dalam aktivasi digital.
  3. Platform-Centric Implementation; adanya peralihan dari platform walled-gardens seperti TikTok, Instagram, Google dll. Dan pemanfaatan platform bisnis untuk peningkatan efektivitas bisnis, termasuk berbagai SaaS.
  4. Next Generation Messaging; memaksimalkan komunikasi dua arah antara brand dengan konsumen melalui aplikasi pesan secara langsung seperti WhatsApp, Line dll; juga melalui chatbot. Pengguna bots untuk aktivasi multi-channel messaging dapat mendorong interaksi dan membangun loyalitas.

"Selanjutnya, akan terus terjadi peningkatan permintaan untuk talenta digital. Dengan terus bergeraknya bisnis menuju lanskap digital, permintaan akan pekerja dengan kemampuan digital yang andal akan terus meningkat. Pada saat ini, 63% perusahaan merasa kesulitan untuk menemukan talenta digital dengan kemampuan teknikal yang tepat," imbuh Faradi.

Perencanaan strategi pemasaran digital

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan bisnis agar investasinya pada strategi pemasaran digital dapat menghasilkan return of investment yang maksimal untuk bisnisnya. Menurut Faradi, salah satu praktik terbaiknya adalah dengan memanfaatkan data, khususnya dengan mengolah informasi yang berguna untuk memahami perilaku konsumen.

Di tengah digitalisasi di berbagai aspek, brand dapat memanfaatkan data dari berbagai pihak -- pertama, kedua, ataupun ketiga. Namun yang paling penting adalah menghubungkan semua poin dari data tersebut untuk menghasilkan gambaran tepat tentang perilaku konsumen.

"Saat ini, banyak brand yang mulai memanfaatkan dan mengelola data pihak pertama. Data ini mereka dapatkan dari aktivitas konsumen terhadap berbagai aset/aktivitas konsumen yang mereka kelola sendiri. Mereka juga mulai memanfaatkan Customer Data Platform (CDP), untuk mengelola data-data tersebut sehingga seluruh informasi yang ada dapat dikelola menjadi sebuah single customer view, di mana brand dapat memahami pelanggan yang berinteraksi baik dengan produksi atau layanan tertentu, pelanggan yang loyal terhadap brand mereka, atau bahkan pelanggan baru yang siap membeli produk yang akan diluncurkan," jelas Faradi.

Lebih lanjut dijelaskan, pemanfaatan data tersebut juga dapat membantu brand dalam banyak hal, seperti mengoptimalkan anggaran pemasarannya, penggunaan saluran pemasaran yang tepat, memberikan actionable insights yang tepat, hingga pembuatan pesan yang personal untuk berbagai segmen konsumen. Pengoptimalan inilah yang membantu brand menghasilkan ROI yang maksimal.

Tren D2C dan strategi optimalisasi brand

Dewasa ini model Direct to Consumer (D2C) juga terus berkembang seiring dengan mudahnya pemilik brand untuk menjangkau konsumen secara langsung melalui medium digital. Menurut sebuah survei, 53% konsumen ternyata juga lebih memilih untuk bertransaksi langsung dengan pemilik brand, khususnya lewat online marketplace. Namun demikian, banyaknya pemain D2C ini membuat persaingan di dalam e-commerce makin sengit, sehingga diperlukan upaya khusus agar brand yang dimiliki bisa tetap terlihat dan relevan di bagi konsumen.

More Coverage:

Menanggapi ini Faradi memiliki tiga tips yang bisa dibagikan. "Pertama, heavy discounting is an easy-out, but leveraging on consumer data is the key," ujarnya. Data menjadi aset strategis yang harus dimiliki oleh setiap bisnis untuk membantu memasarkan produknya dengan lebih efisien; sekaligus untuk meramu strategi agar mendorong penjualan. Kedua terkait 'smart targeting'. Dengan bertumpu pada data yang dimiliki, bisnis dapat membuat beberapa segmen konsumen. Ini untuk memudahkan proses consumer targeting menjadi lebih mudah. Dan selain itu, juga perlu didorong dengan alat yang tepat.

Agar bisa menjadi relevan, branding juga menjadi aspek yang layak diperhatikan pebisnis. Tidak dimungkiri, untuk memenangkan hati konsumen menjadi hal yang tricky, namun menurut Faradi bisa dihadapi dengan beberapa hal. Pertama, memastikan produk/jasa yang ditawarkan bisa menjawab kebutuhan dan permasalahan pasar. Selanjutnya, pesan yang digaungkan harus sesuai atau merepresentasikan target pasar yang dituju.

Lalu kembali lagi pada pemanfaatan data. Ini berkaitan dengan cara brand untuk mendistribusikan pesan sesuai dengan target konsumennya, termasuk pemanfaatan saluran promosi yang tepat dan memproyeksikan anggaran beriklan yang efisien. "Selain itu, keuntungan dari analisis data juga dapat memberikan informasi yang lebih tepat terkait dengan peluang pasar, target konsumen, hingga pengembangan materi/konten kreatif yang lebih tepat sasaran," imbuhnya.