1. Startup

Raksasa E-commerce Korea Selatan "Coupang" Akuisisi Aset Digital Hooq

Menjadi langkah awal perusahaan untuk bersaing di lanskap OTT setempat

Coupang Corp. selaku raksasa e-commerce Korea Selatan dikabarkan telah membeli aset platform video streaming Hooq. Kabar ini pertama kali dirilis Bloomberg, mengutip dari narasumber yang dekat dengan kesepakatan.

Tidak disampaikan detail mengenai nilai akuisisi. Yang jelas, aset digital Hooq akan dijadikan bahan bakar Coupang dalam berkompetisi di pasar OTT setempat. Sebelumnya Netflix (jadi yang terpopuler saat ini) juga sudah terlebih dulu hadirkan layanan video streaming di sana.

Di Korea Selatan, Coupang menjadi pemain kunci di sektor e-commerce. Startup yang didukung SoftBank Vision Fund, Sequoia Capital, dan sejumlah investor ini telah membukukan valuasi sekitar US$9 miliar. Tahun ini, perusahaan yang didirikan Bom Kim ini menginjak usia 10 tahun.

Di Asia Tenggara, Hooq menyudahi layanannya per April 2020 lalu. Disebabkan para pemegang saham mayoritas yang mengajukan likuidasi dengan dalih ingin fokus ke bisnis utama. Mereka menilai model bisnis video streaming yang dijalankan Hooq kurang signifikan hasilnya.

Cakupan Hooq fokus pada konten film dan serial televisi lokal. Termasuk memungkinkan pengguna untuk melakukan streaming tayangan televisi melalui aplikasi. Pendekatan konten orisinal juga sudah diupayakan, namun apa daya pasar kurang menyambut baik.

More Coverage:

Hooq juga sajikan film Hollywood dan Asia, ini mungkin juga bisa jadi salah satu aset komplementer yang bisa dimanfaatkan Coupang untuk memulai layanan video streaming-nya, selain teknologi/perangkat lunak yang dimiliki Hooq itu sendiri.