Bagaimana Nasib Startup Bimbingan Ideabox Setelah Demo Day?
Beberapa waktu yang lalu program inkubator Ideabox yang digagas oleh Indosat dan Mountain SEA Ventures menyelenggarakan Demo Day untuk menunjukkan startup binaannya ke publik. Kita tahu ada empat startup yang mengikuti program ini, yaitu Unyu, Dealoka, Shoop!, dan Ngomik. Bagaimana nasib startup ini setelah lepas dari masa inkubasi? Apakah mereka sudah bisa berjalan sendiri tanpa dukungan pihak ketiga?
Sesuai dengan presentasi yang ditunjukkan oleh masing-masing startup, tampak bahwa mereka sudah mengetahui langkah apa yang ingin mereka lakukan setelah lepas dari inkubasi. Indosat sendiri jelas tidak mau investasinya sia-sia, karena meskipun secara materi dana yang diberikan tidak bombastis, pihak Indosat berusaha membuat Ideabox sebagai pusat penggodokkan the next big thing di kancah startup Indonesia. Indosat membantu menyiapkan beberapa skema untuk membantu startup-startup ini berdikari dan memperoleh traction yang diharapkan. Indosat sendiri bahkan dengan bangga menyatakan bahwa satu di antara startup ini ada yang sudah diberi valuasi $1 juta oleh investor asing.
Empat startup tersebut sudah kita bahas sebelumnya dan kali ini kami ingin melihat bagaimana potensi mereka setelah lepas dari inkubasi.
Shoop!
Shoop! mungkin adalah startup yang dianggap "paling aman" kelangsungan hidupnya sejauh ini. Seperti yang sudah kami informasikan sebelumnya, Indosat bakal menggunakan Shoop! sebagai back end produk e-commerce-nya. Shoop! yang sempat berkali-kali berganti model bisnis bakal mendukung salah satu pilar investasi Indosat di segmen digital, dengan front-end-nya berasal dari produk internal Indosat, yaitu Cipika (versi baru). Jika integrasi dan pemasaran produk unggulan Indosat di segmen OTT ini sukses, bukan tak mungkin Indosat bakal melakukan acqu-hire terhadap personel di belakang startup ini.
Dealoka
Dealoka mendapat dukungan penuh dari Indosat saat melakukan kerja sama dengan blitzmegaplex. Dealoka berusaha memberikan citra daily deals versi baru yang efisien dan berbasiskan lokasi. Idenya menarik karena deals akan sangat efektif jika ditampilkan saat kita sedang berada di pusat-pusat pembelanjaan. Pun kita tidak perlu lagi mencetak kuponnya. Cukup tunjukkan kupon yang kita peroleh di smartphone dan diskon bakal kita dapatkan. Tantangannya tentu saja memperoleh merchant dan konsumen secara terus-menerus, apalagi di saat bisnis daily deals mulai memasuki masa matang dan meninggalkan masa bubble-nya. Indosat menjadi kunci penting untuk mendorong akuisisi konsumen dengan basis pelanggannya yang jutaan.
Unyu
Unyu menyasar pasar messaging yang sangat ramai peminatnya di Indonesia. Meskipun saat ini fokus ke pengguna feature phone, harus diingat bahwa mereka pelan-pelan akan beralih ke smartphone. Pengalaman mig33 yang akhirnya berubah menjadi migme merupakan contoh nyata bahwa layanan yang memiliki basis pengguna besar di feature phone tidak bisa terus-terusan bertahan di segmen ini.
Unyu sendiri, yang juga sudah tersedia untuk Android, sudah bekerja sama dengan dua operator seluler besar dan menargetkan untuk memperoleh enam juta pengguna di tahun pertamanya. Jika akhirnya mereka harus beralih ke pasar smartphone, mereka harus siap bersaing dengan platform messaging yang jauh lebih populer. Setelah setahun, harus kita evaluasi apakah konsumen yang disasar oleh Unyu memang menerima produk ini dengan baik.
Ngomik
Cukup menarik bahwa layanan yang cukup memiliki nama seperti Ngomik mengikuti inkubasi Ideabox untuk memperoleh exposure lebih banyak dengan operator seluler dan investor. Selain membangun Ngomik, tim pengembangnya juga telah mengembangkan aplikasi white label untuk penerbit besar. Sebagai aplikasi yang memperoleh konten dari para komikus, Ngomik berkembang jika jumlah komik lokal kita bertambah banyak dan apresiasi dari konsumen juga meningkat. Melihat kehadiran aplikasi Kolam Komik yang menyasar segmen serupa dan memperoleh sambut cukup baik, sesungguhnya potensi itu ada.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]