Startup Weekend Indonesia: "Sukses Startup Tanpa Modal"?
Kegiatan Startup Weekend akan menjadi bagian dari rangkaian acara Global Enterpreneurship Week Indonesia 2011 yang diorganisir oleh Indonesia Technopreneur Community (ITC). Diharapkan dalam acara ini sekitar 100 orang Indonesia dengan latar belakang beragam berkumpul bersama untuk berbagi ide, membangun tim, membuat produk atau perencanaan bisnis serta meluncurkan bisnisnya tersebut.
Secara detil acara dibagi menjadi tiga sesi penting. Hari pertama adalah Ideas Pitching, di mana peserta mempaparkan ide-ide terbaiknya agar menginspirasi peserta lain untuk bergabung menjadi timnya. Di hari kedua, para peserta akan berada pada fase Grouping, di mana tim memfokuskan diri untuk pengembangan konsumen (consumer development), memvalidasi ide, mempraktekkan LEAN Startup Methodologies dan membangun minimal viable product. Di hari terakhir, acara dilanjutkan dengan demo prototipe dan memperoleh timbal balik berharga dari panel, fasilitator dan para pakar. Acara ditutup dengan peluncuran startups dari peserta.
Dalam acara konferensi pers tersebut, selain disebutkan fasilitator dari pihak Kauffman Foundation (Joey Pomerenke) dan Startup Weekend ASEAN (Dhakasinamoorthy Dash), pihak penyelenggara juga menggandeng International Design School (diwakili oleh Andi S. Boediman), Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC, diwakili oleh Antonius Tanan) dan Investidea (Charles). Investidea sendiri adalah partner investor untuk acara ini.
Ada beberapa hal menarik yang diungkapkan oleh para narasumber lokal ini. Dari Andi S. Boediman, dia menekankan soal istilah "Nyolong dan Nodong", artinya startups atau perusahaan yang baru harus dapat "nyolong" konsumen dari produk-produk yang sudah ada dan "nodong" konsumen untuk menggunakan (atau membayar) produk kita tersebut. Pihak Investidea memberikan hint bahwa pihaknya mencari produk yang berorientasi kepada konsumen, termasuk di dalamnya aplikasi mobile. Setelah berinvestasi di tiga startups, pihaknya masih mencari dua startups lagi untuk early stage funding, di mana estimasi dana yang diinvestasikan bisa mencapai US$100.000 untuk tiap startup.
Yang terakhir, Antonius Tanan mengungkapkan "7 Pertanyaan Ciputra" sebagai kunci apakah produk atau perusahaan tersebut dapat bertahan atau tidak. Yang pertama adalah passion -- ini mungkin suatu jargon yang sudah santer didengung-dengungkan. Passionate tentunya berarti hal yang dilakukan bukanlah lagi dianggap sebagai beban melainkan, sebuah kesenangan. Yang kedua adalah mengetahui peluang (opportunity) di bidang usahanya. Tidak mengetahui opportunity tidak seperti berperang tidak mengetahui medan dan kekuatan lawan. Yang ketiga adalah produk yang dihasilkan dapat membuat konsumen tidak bisa mengatakan tidak (product that customer can't say no) karena memang sudah menjadi kebutuhan.
Hal yang keempat di 7 Pertanyaan Ciputra adalah bagaimana berhadapan dengan kompetisi (how to deal with competition). Jika ada pesaing serupa apa yang akan Anda lakukan? Hal yang kelima mungkin agak irrelevan dengan tipe startup teknologi, yaitu bagaimana cara mendapatkan bahan baku paling murah. Pertanyaan keenam berkaitan dengan model bisnis, bagaimanakah caranya memiliki model bisnis yang efisien? Sementara pertanyaan terakhir berkaitan dengan sifat mental pendiri dan pelaku usahanya, apakah siap rugi jika nantinya bisnis ini belum berhasil. Ketujuh pertanyaan ini tentunya mewakili kemampuan suatu bisnis untuk dapat bertahan dan menghadapi persaingan.
Anda tertarik untuk ikutan acara Startup Weekend Indonesia ini? Dari 100 slot yang diharapkan, masih tersisa sekitar 30 slot saat konferensi pers kemarin. Silakan langsung menghubungi Stevanus Billy (0878 787 05200) atau Nico Budianto (0878 777 00006) untuk keterangan lebih lanjut.