DOKU Dikabarkan Berinvestasi ke Startup Fintech Asal Malaysia “SenangPay”
Keduanya sama-sama bergerak di bisnis payment gateway; bisa jadi langkah strategis DOKU masuki pasar regional
DOKU dikabarkan berinvestasi ke startup fintech penyedia solusi payment gateway asal Malaysia, "SenangPay". Menurut sumber data yang telah diinputkan ke regulator, DOKU menyuntikkan dana tahap awal sebesar $1 juta (lebih dari 14 miliar Rupiah).
Saat kami konfirmasi lebih lanjut ke pihak DOKU, perwakilan perusahaan menyatakan belum ada konfirmasi yang bisa diberikan dari manajemen perihal aksi korporasi tersebut.
SenangPay sendiri adalah produk payment gateway yang dimiliki oleh Simplepay Gateway Sdn. Bhd. sejak 2015. SenangPay bekerja sebagai perantara yang akan meminta pembayaran dari penyedia bank kartu/rekening pelanggan konsumen dan kemudian mengkreditkannya ke rekening bank konsumen.
Model bisnis yang dijalankan SenangPay ini beririsan langsung dengan bisnis yang tengah dijalankan DOKU. Sebelumnya, dalam suatu kesempatan di awal tahun lalu, manajamen DOKU menyampaikan kontribusi yang diberikan bisnis payment gateway mendominasi sebesar 70% dibandingkan pilar bisnis lainnya, yakni DOKU Wallet dan remitansi dan disbursement.
Bila informasi ini akurat, maka langkah tersebut merupakan kesempatan DOKU untuk masuk ke pasar regional, di mulai dari Malaysia. Kapabilitas DOKU yang cenderung sudah berpengalaman di segmen ini sejak 2007, tentunya menjadi suntikan yang efektif bagi SenangPay dalam berinovasi di tengah upaya mempercepat adopsi sistem pembayaran online di Negeri Jiran tersebut.
Langkah serupa sebelumnya juga sudah dilakukan Xendit yang mengucurkan investasi strategis untuk startup sejenis asal Filipina, Dragonpay. Aksi ini diumumkan dalam rangka mendukung upaya Xendit pasca memasuki pasar Filipina sejak 2010 sebagai basis operasi kedua mereka setelah Indonesia.
Strategi investasi ekuitas ini bukanlah aksi pertama yang dilakukan DOKU. Dalam catatan DailySocial.id, DOKU sebelumnya pernah menyuntikkan dana untuk Bareksa.
Dalam laporan e-Conomy SEA 2021 yang disusun Google, Temasek, dan Baik, memperkirakan, nilai ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai $174 miliar atau sekitar Rp2.480 triliun pada 2021. Sebanyak $70 miliar atau Rp997 triliun di antaranya disumbang oleh Indonesia.
More Coverage:
Nilai ekonomi digital di Indonesia tumbuh 49% dibandingkan tahun lalu sebesar $70 miliar. Akan tetapi, menurut laporan ini, bila melihat berdasarkan pertumbuhan, Filipina adalah negara dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 93%. Kemudian, disusul Thailand 51%, Indonesia 49%, dan Malaysia 47%.
Oleh karenanya, ekspansi regional adalah langkah yang realistis bagi tiap perusahaan karena masing-masing negara punya ruang tumbuh yang besar. Kesempatan tersebut tidak hanya dikuasai oleh Indonesia saja, kendati secara volume tetap dipegang Indonesia karena populasinya yang besar.
Sign up for our
newsletter