Grab, EMTEK, dan Singtel Segera Realisasi Bank Digital di Indonesia
Di awal 2022, Grab dan Singtel resmi bergabung menjadi investor strategis Bank Fama milik EMTEK
Grab, EMTEK, dan Singtel dikabarkan segera realisasi bank digitalnya di Indonesia. Kabar ini sudah berhembus sejak Grab dan Singtel resmi bergabung sebagai investor strategis Bank Fama milik EMTEK pada Januari 2022 lalu. Investasi strategis ini disebut dalam rangka akselerasi dan pengembangan usaha serta ekosistem digital Bank Fama.
Hal ini semakin diperkuat oleh keterangan Presiden Direktur Bank Fama International Tigor M. Siahaan yang mengatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan perusahaan untuk melakukan rebranding menjadi bank digital pada 2023.
Dikutip dari situs perusahaan, Tigor mengungkapkan bahwa segenap timnya tengah gencar melakukan transformasi dari segi proses, set up, tech, dan perekrutan sumber daya manusia (SDM). "Jadi SDM-nya juga benar-benar kita rekrut banyak tenaga-tenaga yang kita harapkan bisa menjadi jembatan untuk transformasi digital tersebut," ujarnya.
Peralihan ini akan dilakukan mulai dari pemindahan kantor pusat Bank Fama yang telah berdiri sejak 1993 di Bandung, Jawa Barat menjadi di DKI Jakarta supaya memudahkan proses transformasi ke bank digital.
Selain itu, Bank Fama juga disebut akan meluncurkan produk barunya yang berbasis digital pada pertengahan tahun depan. Tigor sendiri belum mau membocorkan lebih lanjut terkait detail produk baru ini. Namun, dalam melaksanakan rebranding ini, Bank Fama disebut akan memanfaatkan ekosistem digital para pemegang sahamnya, termasuk EMTEK, Grab, dan Singtel.
Tren bank digital di Indonesia sudah dimulai sejak lama, baik berbentuk bank baru maupun konversi dari bank yang sudah ada (existing). Jenius dari Bank BTPN menjadi pionir bank digital yang dikenalkan sejak tahun 2016. Beberapa pemain lain yang sudah beroperasi, termasuk Bank Jago, Digibank, dan Allo Bank.
Menurut Global Industry Analysts Inc., ukuran pasar global untuk bank digital diperkirakan sudah mencapai $12,1 miliar pada 2020. Diproyeksikan bertumbuh sampai $30,1 miliar pada 2026 mendatang dengan CAGR 15,7%. Segmen perbankan ritel diperkirakan mengalami pertumbuhan terbesar dengan 14,3% CAGR, bernilai $14,3 miliar.
Bank digital yang fokus pada UMKM
Selain berambisi menjadi bank digital, Bank Fama juga disebut akan membidik segmen underbanked di Indonesia. Bank Fama sendiri telah memiliki beberapa jaringan kantor secara online di Bandung, Jakarta, dan Tangerang dengan fokus pasar pada segmen ritel, khususnya UMKM.
Menurut Tigor, segmen underbanked ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, terlebih jika segmen ini dapat dikembangkan maka kontribusi pada perekonomian Indonesia akan sangat besar. Harapannya adalah untuk dapat menciptakan solusi baik dari sisi merchant, restoran, driver atau pelanggan.
Rencananya, Bank Fama akan memanfaatkan data-data UMKM yang underbanked dari para pemegang saham yang memiliki keahlian di bidang masing-masing, yaitu EMTEK Grup di bidang media online, offline, dan streaming; lalu Grab di bidang ride hailing, food delivery, payment system, dan kesehatan; serta Singtel di bidang telekomunikasi dan turunannya.
More Coverage:
Selanjutnya, Bank Fama akan menilai mana UMKM yang bisa diberikan fasilitas pinjaman untuk mengembangkan usahanya. Salah satu tantangan utama para pelaku UMKM adalah akses permodalan dari bank konvensional. Pasalnya UMKM tidak memiliki persyaratan yang layak seperti laporan keuangan untuk menilai suatu usaha bisa diberikan pinjaman atau tidak.
Dengan data yang dimiliki para pemegang saham Bank Fama, dapat diketahui seperti apa kinerja usaha suatu UMKM. Misalnya dapat dilihat dari rating usaha, catatan pendapatan, dan sebagainya.
Dengan layanan keuangan digital yang didukung ekosistem dan jaringan yang kuat, serta visi untuk mengedukasi dan memberdayakan kapasitas finansial masyarakat Indonesia, harapannya, lebih banyak masyarakat underbanked yang menyadari potensi besar dari bank digital. Bank Fama sendiri memiliki misi besar untuk mendukung produktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sign up for our
newsletter