Mbiz Revisi Target Penggalangan Dana Baru dan Kinerja Bisnis
Direvisi menjadi $10 juta dari target penggalangan dana awal $20 juta
Platform e-procurement untuk B2B, Mbiz, merevisi penggalangan dana baru seri B yang semula ditarget sebesar $20 juta menjadi $10 juta. Perusahaan memperkirakan sudah dapat mengantongi pendanaan baru tersebut pada akhir tahun ini.
CEO Mbiz Rizal Paramarta mengungkap, revisi penggalangan dana baru ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 sejak lima bulan terakhir. Kebijakan pembatasan sosial melimitasi upaya perusahaan untuk mencari investor baru.
"Kami terpaksa hold dulu karena tidak realistis jika melihat situasinya. Jadi, rencana kami adalah menutup pendanaan--semacam mini seri B--dengan menurunkan ticket size tahun ini. Tapi, dananya di-split masing-masing $10 juta untuk 2020 dan 2021," ungkapnya dihubungi DailySocial.
Terakhir, Mbiz memperoleh investasi seri A dari Tokyo Century Corporation di 2017. "Untuk saat ini, kami sudah ada bridge financing, jadi masih bisa jalan sampai tahun depan," tambahnya.
Jika melihat situasi sekarang, ujar Rizal, kemungkinan besar hanya investor lokal saja yang akan berpartisipasi pada pendanaan baru ini. Namun, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mencari investor asing selama memiliki presence di pasar Indonesia.
"Concern kami adalah investor yang tidak punya presence di sini karena bakal kesulitan due dilligence-nya. Kecuali, mereka (investor) mau ikut saja, misal satu anchor dari lokal, sisanya ikut," paparnya.
Lebih lanjut, pendanaan ini rencananya digunakan sebagai operational expenditure (OPEX). Beberapa di antaranya adalah untuk kebutuhan ekspansi SDM, ekspansi di luar Jakarta dan segmen pasar baru di bawah large corporate, dan pengembangan platform.
B2B turun, mulai prioritas ke segmen B2G
Selain penggalangan dana, Mbiz juga merevisi target pertumbuhan bisnisnya pada tahun ini. "Kami harus merevisi target pertumbuhan untuk core business kami menjadi dua kali lipat," kata Rizal.
Di awal, Mbiz membidik pertumbuhan empat kali lipat yang utamanya didorong oleh bisnis e-procurement B2B. Akibat pandemi, banyak korporasi di Indonesia harus menahan dan memotong budget mereka. Alhasil, Mbiz mengalami penurunan volume transaksi pada dua bulan pertama saat pemberlakuan social distancing.
Namun, Rizal mengungkap bisnis pengadaan Mbiz mulai meningkat kembali sejak Juni karena tertolong oleh pengadaan di segmen Business-to-Goverment (B2G). Menurutnya, peningkatan ini didorong oleh akselerasi digital di sejumlah pemerintah provinsi (pemprov).
Fenomena tersebut juga didorong oleh Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, pemerintah harus melakukan pengadaan barang dan jasa melalui digital.
"Tahun lalu, kami sudah sign dengan Pemprov Jawa Barat. Berikutnya, kami sudah sign dengan Pemprov Bali. Dalam waktu dekat, kami akan sign dengan Jawa Timur dan Jawa Tengah. [Deal] ini cukup besar buat kami dan membantu topline kami secara keseluruhan. Apalagi, ini di-drive regulasi sehingga dampak positifnya cepat ke bisnis kami," jelasnya.
Meski pertumbuhan kinerja B2B saat ini masih dalam fase pemulihan, Rizal memperkirakan bisnis e-procurement di segmen ini akan meroket kembali di kuartal empat. Menurutnya, korporasi biasa menghabiskan budget pada periode tersebut.
Secara jangka panjang, ia juga memprediksi pandemi Covid-19 bakal membawa tren positif terhadap akselerasi transformasi digital di Indonesia, baik di segmen korporasi maupun pemerintahan. Apalagi, Presiden Joko Widodo baru saja menganggarkan Rp700 triliun untuk pemulihan ekonomi Indonesia.
More Coverage:
"Tipping point sudah terjadi di pemerintah. Ini akan mengarah ke core market kami di B2B. Jika adopsi digital sudah terjadi di pemerintahan, akan semakin mudah convince-nya. Kami harap situasi ini bisa dorong tipping point di sektor swasta untuk menggunakan platform kami," ucapnya.
Ia juga melihat situasi ini sebagai peluang untuk mendorong akuisisi pengguna baru dan ekspansi ekosistem dari vendor-vendor yang banyak digunakan pemerintah.
Dengan melihat situasi dan peluang saat ini, Rizal memastikan bahwa Mbiz bakal memprioritaskan pertumbuhan segmen B2G tahun depan, terutama untuk pasar Jawa dan Bali.
Sign up for our
newsletter