Peluang OneAset sebagai Platform Investasi Satu Pintu Besutan Grup Akulaku
Merilis OneAset NFT Marketplace yang memanfaatkan jaringan Binance Smart Chain, buka kesempatan semua orang jadi kreator NFT
Akulaku Group resmi memperkenalkan layanan wealthtech terbaru "OneAset", superapp khusus investasi. Aplikasi ini sejatinya mulai hadir sejak Februari 2022 untuk versi Android dan dilanjutkan versi iOS sebulan setelahnya. Ambisi yang ingin dicapai dari OneAset adalah memudahkan orang Indonesia untuk berinvestasi di satu tempat. Juga sebagai tempat edukasi literasi keuangan, manajemen keuangan, dan komunitas investasi.
Presiden Direktur OneAset Breggy Anderson mengatakan, ada berbagai macam aplikasi investasi di Indonesia saat ini, namun dari pengamatannya, masih banyak aplikasi yang hanya berfokus pada penjualan produk dan lebih menyasar pengguna yang sudah berpengalaman di dunia investasi.
“Di OneAset, kami ingin memenuhi kebutuhan investasi bagi kaum generasi muda dengan tampilan aplikasi yang bersahabat dan fun. Oleh karena itu, OneAset memberikan fitur Komunitas di mana para pengguna dan influencer keuangan bisa saling berinteraksi dan berbagi ilmu [..],” terang dia.
Melihat dari struktur manajemen di OneAset, diisi oleh orang-orang yang punya latar belakang kuat di dunia finansial. Breggy sebelumnya menjabat sebagai AVP of Investment Banking RHB Sekuritas and Vice President of Business Development Asetku. Berikutnya, terdapat Lisa Leonard yang menduduki posisi sebagai Business Solution Associate di KPMG Australia dan Assistant CEO di Asetku.
Di level komisaris, terdapat nama Masa Paskalis Lingga dengan pengalaman lama melintang di dunia perbankan dan fintech selama lebih dari 33 tahun. Posisi terakhir Masa sebelum bergabung di OneAset adalah Deputy CEO UangTeman dan Senior Advisor Financial Institution LinkAja. Lalu ada Gordon Wu yang sebelumnya menjabat sebagai CFO Asetku, bagian dari Akulaku Group.
Suguhkan produk asuransi, emas, dan NFT
Kini OneAsset telah melengkapi dirinya dengan kelas portofolio asuransi, emas, dan NFT. Dalam menyediakan produk tersebut, perusahaan bermitra dengan berbagai perusahaan berlisensi. Untuk asuransi, didukung oleh perusahaan broker PT Sinergi Adi Utama. Adapun kelas investasi emas, didukung oleh PT Indogold Solusi Gadai.
Breggy mengklaim, sejak produk investasi emas dirilis pertama kali, telah diperjual-belikan oleh lebih dari 500 ribu pengguna. Sementara untuk asuransi, tersedia produk mulai dari asuransi jiwa, kesehatan, kecelakaan, hingga asuransi unit link. Disebutkan ada lebih dari 150 ribu polis terjual dalam tiga bulan sejak diluncurkan, memberikan perlindungan pribadi kepada pengguna lebih dari Rp560 miliar.
“Pembeli juga bisa langsung berkomunikasi dan bertanya seputar pendaftaran asuransi online, penjaminan yang cerdas, pertanyaan polis dan edukasi yang bertujuan untuk menghadirkan penambahan nilai aset, perlindungan asuransi dan pelayanan kesehatan kepada para pengguna aplikasi.”
Adapun untuk NFT, OneAset mengambil model bisnis marketplace yang memungkinkan semua kreator melakukan minting ke dalam platform. Untuk transaksinya menggunakan fiat, dengan top up saldo melalui OneWallet. Sejumlah kreator disebutkan telah bergabung, salah satunya Edo Huang.
“Bersamaan dengan peluncuran NFT karya para pengguna OneAset, kami juga berpartisipasi meluncurkan karya NFT sendiri menggunakan maskot bernama Ruci. Ruci sendiri dihadirkan dengan tema-tema yang beragam dan terkini.”
Dalam penelusuran DailySocial.id, OneAset NFT memanfaatkan jaringan blockchain yang dikembangkan induknya, yakni Binance Smart Chain (BSC). Seperti diketahui, teknologi BSC menyediakan kemudahan dalam membuat smart contract dan aplikasi terdesentralisasi secara terstruktur.
Selain itu, setiap NFT terjual, seperti kebanyakan platform NFT Marketplace lainnya, kreator akan mendapat imbalan atas karya digitalnya. Kreator dibayar setiap kali karya NFT-nya ditransfer dari satu dompet ke dompet lainnya. Mereka dapat mengantongi hingga 10% royalti.
Ambil contoh, jika kreator menetapkan harga jual Rp1 juta dan royalti sebesar 10%. maka kreator akan menerima Rp1,095 juta dari penjualan, ditambah 1,5% biaya transaksi dan biaya listing Rp10 ribu.
Tantangan OneAset
Tampak dari luar, penawaran yang disajikan OneAset punya misi yang mulia, tak hanya permudah orang mengakses produk investasi dalam satu pintu, juga tak kalah penting adalah komunitas. Mengutip dari data OJK, saat ini terdapat 8,62 juta investor pasar modal di Indonesia. Angka tersebut naik 15,11% dari 28 April 2022.
Dari keseluruhan investor, didominasi oleh generasi usia kurang dari 30 tahun yang porsinya mencapai 60,29%. Kendati demikian, nilai aset dari kelompok usia ini tergolong rendah dibandingkan kelompok usia lainnya dengan total nilai Rp52,18 triliun. Sementara, nilai aset tertinggi berada pada kelompok jumlah investor paling sedikit, yaitu usia 60 tahun ke atas dengan nilai aset mencapai Rp566,04 triliun.
Kondisi ini mencerminkan bahwa kelompok usia termuda ini perlu dibimbing dalam perjalanan investasinya. Membuktikan adanya efek domino dari meningkatnya jumlah investor baru selama pandemi, yakni kebutuhan meng-upgrade diri dalam mengakses konten-konten finansial.
Sumber informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara gratis dan juga berbayar. Akan tetapi, perjuangan untuk memperolehnya terpencar di berbagai sumber. Siapa sangka ternyata pengalaman berinvestasi itu ternyata sesunyi ini, terutama bagi investor pemula. Di sinilah fungsi komunitas dibutuhkan. Strategi ini sekaligus jadi bentuk antisipasi para pemain untuk retensi pengguna.
Berbagai platform investasi mulai membentuk komunitas, seperti Ajaib, Bareksa, Pluang, yang memanfaatkan kanal komunikasi, misalnya Telegram dan merangkul berbagai influencer finansial kenamaan.
More Coverage:
Mengutip dari survei yang dilakukan Tokenomy dan Indodax di 2021, ditemukan bahwa kehadiran komunitas yang berisi kelompok investor tertentu penting karena membantu mereka memahami kelancaran teknis. Sebab, nantinya dapat membentuk cara mereka mengambil keputusan investasi dan membantu adopsi teknologi baru di masa depan.
Dalam survei juga ditemukan bahwa satu dari tiap tiga responden menyatakan tidak terbiasa dengan konsep di balik blockchain. Secara rata-rata para investor Indonesia adalah bagian dari satu hingga tiga komunitas online yang berbeda (Telegram, grup Facebook) — komunitas ini digunakan untuk kampanye pemasaran terpadu dan tujuan pendidikan.
Dari sisi kepatuhan regulasi, tampaknya OneAset juga perlu berhati-hati dalam memasarkan produknya. Lantaran, OJK telah menerbitkan surat larangan untuk perusahaan di bidang pasar modal melakukan pemasaran, promosi, atau iklan terhadap produk dan layanan jasa keuangan, selain yang telah diberikan izinnya oleh OJK termasuk efek yang diterbitkan di luar negeri (offshore products).
Seperti diketahui, aktivitas investasi di Indonesia diawasi oleh dua lembaga yang berbeda, yakni OJK dan Bappebti. OJK hanya mengawasi aktivitas saham, reksa dana, obligasi, sukuk, exchange trade fund (ETF), derivatif, securities crowdfunding, peer to peer lending. Di luar itu, ada di ranah Bappbeti, seperti perdagangan berjangka (trading valuta asing), kripto, dan emas.
Dibantu dengan anak-anak usaha Akulaku Group yang bergerak di dunia finansial, OneAset masih punya jalan panjang. Misalnya, terintegrasi dengan Asetku dan Bank Neo Commerce.
Sign up for our
newsletter