East Ventures Berikan Pendanaan ke Prep, Startup Edtech Asal Vietnam
Ini adalah startup Vietnam kedua yang tahun ini mendapatkan dukungan pendanaan dari East Ventures
Platform pembelajaran online berfokus bahasa asal Vietnam, Prep, mengumumkan perolehan pendanaan senilai $1 juta atau lebih dari Rp14,9 miliar dipimpin oleh East Ventures dan Cercano Management. Sebelumnya, Touchstone Partners juga telah mengucurkan investasi dengan angka serupa, membuat total pendanaan Prep menjadi $2 juta atau hampir Rp30 miliar.
Perolehan dana segar ini diharapkan bisa memperkuat balance sheet perusahaan dan mempercepat pengembangan produk serta berbagai kegiatan bisnis dalam meningkatkan adopsi pasar. Prep sendiri menawarkan berbagai solusi kursus online dan latihan ujian simulasi berfokus pada bahasa terstandardisasi, seperti IELTS, TOEIC, serta ujian kelulusan tingkat SMA.
Prep menawarkan konten interaktif yang mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif antar siswa. Dari sisi teknologi, platform ini mensimulasikan situasi ujian nyata yang imersif dan interaktif, serta dapat dipersonalisasi dan disesuaikan dengan gaya belajar, kecepatan dan preferensi siswa.
Didirikan pada 2020 oleh Tu Pham (Founder & CEO), dan Tran Hoai Nam (Co-Founder & CTO), Prep memiliki misi untuk memperluas akses bagi persiapan ujian yang berkualitas.
Selain kurangnya interaksi dan personalisasi pada platform online, sebagian besar pelajar mengalami hambatan geografis untuk mengakses pendidikan offline. Hal ini terjadi karena kebanyakan guru berpengalaman masih terpusat di kota tier 1, sehingga siswa di kota tier 2&3 memiliki keterbatasan akses terhadap pembelajaran berkualitas.
Berdasarkan data dari Prep, layanan persiapan ujian terstandardisasi dengan kualitas tinggi selalu menjadi permintaan di Vietnam. Pasar pembelajaran bahasa di Vietnam disebut memiliki potensi yang luar biasa, dengan perkiraan ukuran pasar sebesar $2,1 miliar, di mana $1,6 miliar untuk pasar bahasa Inggris dan sisanya untuk bahasa lainnya.
Prep sendiri lahir dari peluang pasar yang luas sebagai evolusi digital dari IPP Education, rangkaian pusat pembelajaran bahasa offline yang didirikan oleh Tu pada tahun 2014. Sejak diluncurkan, Prep telah berkembang pesat dan menarik lebih dari 100.000 pengguna di seluruh provinsi dan kota di Vietnam, serta berbagai pasar regional lainnya.
Pada 2023, Prep menargetkan untuk memperluas basis penggunanya menjadi setengah juta, serta menghadirkan berbagai penawaran persiapan ujian bahasa terstandardisasi lainnya, seperti Jepang (JLPT), Mandarin (HSK), dan Korea (TOPIK). Investasi ini memperkuat keyakinan Prep dalam mengubah masa depan melalui persiapan ujian, serta memberdayakan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan.
Investasi East Ventures di Vietnam
Ini adalah startup Vietnam kedua yang tahun ini mendapatkan dukungan pendanaan dari East Ventures. Sebelumnya firma modal ventura yang dipimpin Willson Cuaca ini juga telah berinvestasi ke startup telehealthMedigo. Adapun sejak 2021 East Ventures juga sudah memiliki empat portofolio lainnya, meliputi Vietcetera, CirCO, Sendo, dan Kim An Group.
Dalam sebuah wawancara bersama DailySocial.id, Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di regional, pertumbuhan ekonomi digital di sana cukup kencang. Selain itu, Vietnam dikenal sebagai salah satu pemasok talenta teknis untuk ekosistem digital global; yang berarti memenuhi variabel untuk pengembangan tim lokal yang kuat.
Lebih lanjut Irene mengatakan, "Dibandingkan dengan Indonesia, kedua wilayah tersebut memiliki jumlah penduduk muda yang besar dan memiliki pola yang sama. Vietnam memiliki populasi lebih dari 97 juta dengan penetrasi internet 70,3% pada Januari 2021. Sementara itu, pada periode yang sama, Indonesia memiliki populasi lebih dari 274 juta dan penetrasi internet mencapai 73,7%.”
“Kedua negara tersebut juga memiliki komposisi penduduk yang sama dalam hal kelompok umur, anak muda menempati lebih dari setengah porsi penduduk negara tersebut; Vietnam sekitar 55%, sedangkan Indonesia sekitar 70%."
Investasi di sektor edtech
Pada 2022, edtech menjadi salah satu sektor yang cukup terguncang. Setidaknya tiga startup ternama di sektor ini mengumumkan efisiensi pegawai atau layoff, termasuk Zenius, Pahamify dan Ruangguru. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kondisi sosial dan ekonomi yang semakin dinamis pasca-pandemi.
Meskipun begitu, investasi untuk sektor ini masih tetap mengalir. Beberapa startup baru seperti MySkill, LingoTalk dan Algobash berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal dari sejumlah investor.
Pendanaan sektor Edtech tahun 2022:
Startup | Putaran | Nilai (dalam Rupiah) | Investor |
CoLearn | Seri A | 244 miliar | TNB Aura, KTBN Venture, PT Binus Investama Indonesia, AC Ventures, Leo Capital, January Capital, Alpha Wave Incubation, Surge |
KitaLulus | Seed | Tidak dipublikasi | Go Ventures, Angel Investor |
Zenius | Venture | Tidak dipublikasi | MDI Ventures |
Cakap | Venture | Tidak dipublikasi | Indonesia Impact Fund |
Binar Academy | Pra Seri A | 51 miliar | iGlobe Partners, Teja Ventres, Cellar Capital Partners, Spaze Ventures, YCAB Ventures, Angel Investor |
MySkill | Seed | Tidak dipublikasi | East Ventures |
Dibimbing | Seed | Tidak dipublikasi | Init-6 |
LingoTalk | Seed | Tidak dipublikasi | Iterative Capital, Eduspaze |
Algobash | Seed | Tidak dipublikasi | Init-6 |
Kinobi | Pra Seed | 8,1 miliar | PT Binus Investama Indonesia, Backstroke Consulting, Angel Investor |
More Coverage:
Sepanjang pandemi, metode hybrid menunjukkan persepsi positif bagi guru dan siswa. Pada akhir tahun 2022, Center for Digital Society dan Google for Education menyusun penelitian, The Future of Indonesia’s Hybrid Education in the Post-Covid-19 Pandemic Era. Survei tersebut menunjukkan persepsi positif terhadap masa depan adopsi edtech dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Indonesia.
Sebanyak 56% responden guru merasa pembelajaran jarak jauh memfasilitasi kebutuhan mereka dalam mengajar, dan 27% guru berpendapat bahwa model hybrid akan membantu mereka. Sedangkan dari sisi siswa, menggabungkan model PJJ dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat membantu siswa belajar lebih efektif.
Berdasarkan laporan Google, terdapat empat vertikal industri yang dikategorikan sebagai nascent atau masih prematur, termasuk edtech. Pengelompokan ini diikuti oleh hasil survei aktivitas transaksi jangka panjang, seperti yang ditunjukkan dalam grafik di bawah. Istilah nascent sendiri mengacu pada situasi yang muncul atau berpotensi berkembang.
Sign up for our
newsletter