Sea Lakukan Efisiensi Bisnis, Shopee Indonesia Rumahkan Sebagian Karyawan
Diperkirakan ada 180-an karyawan yang dirumahkan, dari level head sampai pegawai baru
Induk perusahaan marketplace Shopee, Sea Ltd., segera merumahkan sekitar 3% dari karyawannya di Indonesia sebagai bagian dari efisiensi perusahaan secara regional untuk memangkas kerugian dan memperbaiki reputasi di mata investor.
Dalam laporan tahunan Sea di tahun 2021, perusahaan tercatat memiliki lebih dari 63 ribu karyawan secara keseluruhan. Per kuartal I-2022, jumlah karyawan Shopee Indonesia tercatat sebanyak 6.232 orang. Hal ini berarti sekitar 180-an dari mereka terancam terkena PHK mulai dari head of department hingga posisi entry level atau junior staff.
Dilansir dari Bloomberg, perusahaan yang berbasis di Singapura ini menginformasikan para staf yang terkena dampak mulai dari hari Senin (19/9). Menurut memo yang beredar, perubahan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dari perusahaan untuk mengoptimalkan efisiensi operasi untuk mempertahankan keutuhan seluruh bisnis.
Perusahaan turut mengungkapkan bahwa hal ini merupakan keputusan yang sangat sulit untuk dibuat. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, pihak manajemen mencoba menawarkan ganti rugi yang sesuai dalam memo yang disebarkan hari itu, “Secara umum, kami akan menawarkan paket yang adil bagi karyawan yang berpisah dengan kami dan memberikan bantuan jika diperlukan.”
Co-Founder Sea Group Forrest Li juga sempat mengumumkan dalam memo internal bahwa jajaran direksi tidak akan menerima gaji serta memperketat kebijakan pengeluaran perusahaan. Perusahaan, yang dikenal dengan Tencent Holdings Ltd. sebagai investor terbesarnya, tengah mencoba melindungi diri dari perlambatan ekonomi.
Sea disebut telah kehilangan sekitar $170 miliar nilai pasar sejak Oktober. Angka ini menjadi yang tertinggi serta memperbanyak pertanyaan tentang strategi monetisasi perusahaan di era kenaikan suku bunga dan mempertajam persaingan dari Alibaba Group Holding Ltd. di kawasan Asia.
Meskipun pendapatan Sea Group atau induk perusahaan Shopee pada kuartal II 2022 naik 29% year on year, hal ini tidak membebaskan mereka dari efisiensi. Melansir dari situs resminya, dalam laporan keuangan milik Sea Group, tercatat pendapatan perusahaan itu mencapai $2,94 miliar pada kuartal dua 2022.
Perjalanan Shopee di Indonesia
Shopee merupakan salah satu dari dua bisnis terbesar Sea di Indonesia. Perusahaan mengawali bisnis digitalnya di bidang hiburan dengan platform Garena yang mempopulerkan game "Free Fire". Sea Group meluncurkan platform e-commerce Shopee di Asia Tenggara dan Taiwan pada bulan Juni dan awal Juli 2015, dan di Brasil pada kuartal keempat tahun 2019.
Pada tahun 2021, perusahaan sempat memperluas bisnis ke pasar baru di Amerika Latin seperti Meksiko, Chili dan Kolombia, dan ke Polandia dan Spanyol. Namun, informasi terakhir menunjukkan bahwa Shopee telah menarik timnya dari pasar di Eropa dan Amerika Latin. Polemik lain juga terjadi di India karena meningkatnya ketegangan dengan perusahaan China.
Di samping e-commerce, perusahaan juga memperluas lini bisnis ke platform layanan keuangan digital di Vietnam dan di Thailand di tahun 2014. Di akhir tahun 2019, SeaMoney resmi diperkenalkan sebagai merek keseluruhan untuk bisnis layanan keuangan digital perusahaan. Kemudian di tahun lalu, perusahaan semakin memperluas penawaran layanan keuangan digital di seluruh kredit, insurtech dan layanan bank digital, termasuk meluncurkan SeaBank di Indonesia.
More Coverage:
Bisnis e-commerce memang menjadi salah satu penggerak penting ekonomi digital. Di Indonesia persaingan bisnis ini cukup ketat. Menurut data iPrice, didasarkan pada sejumlah analisis terhadap trafik dan engagement di media sosial, Shopee berada di peringkat kedua setelah Tokopedia. Namun demikian, peringkat ini cukup fluktuatif, di beberapa periode sebelumnya Shopee sempat memimpin di peringkat teratas.
Sign up for our
newsletter