Setelah Diakuisisi Mynavi Corporation, Sribu Rencanakan Perluasan Lini Bisnis
Meluncurkan fitur baru untuk pekerja lepas, mengincar segmen B2B, hingga masuk ke layanan rekrutmen pekerja tetap
Usai diakuisisi oleh Mynavi Corporation tahun lalu, Sribu ingin memperkuat posisinya di pasar talenta dan rekrutmen Indonesia, baik segmen pekerja lepas (freelance) maupun pekerja tetap (full time). Sejumlah strategi dan produk disiapkan untuk membidik skala bisnis yang lebih besar.
Sekilas terkait akuisisinya, perusahaan SDM asal Jepang Mynavi Corporation mencaplok mayoritas kepemilikan saham Sribu. Co-Founder & CEO Sribu Ryan Gondokusumo bilang proses pengambilalihan tersebut memakan waktu dua tahun. Pasca-diakuisisi, ia mengaku tidak ada perubahan manajemen. Sribu tetap memegang kendali terhadap pengembangan bisnis dan strateginya.
"Setelah diakuisisi, kami mencoba meredefinisi visi-misi Sribu, menentukan ke mana arah model bisnisnya. Hal ini kami diskusikan juga dengan Mynavi. Sribu memutuskan untuk fokus untuk meningkatkan kualitas talenta di Indonesia," ujarnya saat berbincang dengan DailySocial.id soal profitabilitas baru baru ini.
Untuk mencapai standar emas yang dirancangnya, Sribu akan mengurasi sebanyak 30.000 freelancer di platformnya. Proses kurasi akan mengacu pada sejumlah metrik, seperti jumlah portofolio, ulasan klien, dan biografi freelancer. "Apabila [metriknya] bagus, mereka akan mencapai tahap interview. Nantinya, akan ada sertifikasi dan spesialisasi. Kami juga berencana grabbing overseas companies dalam 2-3 tahun ke depan."
Kurasi freelancer ini juga sejalan dengan strategi Sribu untuk menyuplai pekerja lepas ke proyek yang lebih besar. Sribu juga mengembangkan fitur/produk white label untuk membidik segmen B2B atau pemilik bisnis yang butuh project/talent management, seperti PR dan advertising agency.
"Ada tool untuk invoicing atau quotation, cuma tidak pakai label Sribu. Pemilik bisnis bisa mengelola proyeknya [di platform Sribu]. White label menjadi salah satu revenue model kami."
Kemudian, freelancer kini dapat memasang jasa sendiri atau mempromosikan dirinya dengan kata kunci pekerjaan yang lebih spesifik, tidak seperti sebelumnya yang hanya menampilkan profil untuk custom job. Fitur berupa search bar ini baru saja dirilis. Menurut Ryan, fitur tersebut dikembangkan untuk memenuhi permintaan pekerjaan yang suplainya tidak banyak atau sulit dicari di Indonesia. Contohnya, pengecekan Google Search Console.
Kepopuleran ChatGPT dan potensi munculnya teknologi baru di masa depan mau tak mau mendorong Sribu untuk meningkatkan kualitas talenta. Bisa jadi perkembangan teknologi berpotensi melenyapkan pekerjaan lama, tetapi otomatis menghadirkan jenis pekerjaan baru.
"Kebutuhan pekerja copywriting mulai berkurang, tetapi kategori baru muncul, yakni ChatGPT prompter. Kebutuhannya ada karena buat prompt itu sulit. Saya melihat pasar akan membutuhkan ekspertis, karena teknologi baru berarti ada suplai baru," tambahnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja lepas di Indonesia telah mencapai angka 34 juta orang pada 2022. Adapun, perusahaan yang membutuhkan jasa pekerja lepas ini diestimasi sebanyak 683 ribu yang bergerak di berbagai skala usaha.
Rekrutmen
Terakhir, Sribu juga akan masuk ke penyediaan talenta untuk pekerja penuh, akan bersaing pula dengan platform job marketplace di Indonesia. Saat ini, Sribu tengah menyiapkan produknya sebelum komersial ke publik.
"Saat ini sudah siap sekitar 500 talenta untuk IT dan programming. Modelnya adalah matching. Misalnya, kami provide tiga CV. Jika tertarik untuk lanjut ke proses interview, klien bisa deposit. Jika tidak cocok, deposit kembali. Mirip dengan recruitment agency. Saat ini, kami fokus di middle staff karena kami tidak ingin berkompetisi dengan head hunter," jelasnya.
More Coverage:
Untuk sourcing talent ini, Sribu hanya fokus di lima kategori pekerja, antara lain desainer grafis, programmer; video, audio & photographer; writer, translator, data entry; serta digital marketer.
Sekadar informasi, Indonesia memiliki sejumlah platform di bidang talenta dan rekrutmen yang hadir dengan beragam model dan pendekatan berbeda. Ada Jobseeker yang fokusnya mengincar pekerja kerah biru dengan model social recruitment.
Startup KUPU memanfaatkan AI ke dalam proses rekrutmen, baik untuk proses matching maupun interview. Sementara, KarirLab menghubungkan mahasiswa, perguruan tinggi, dan perusahaan dengan menyediakan platform pengembangan dan manajemen karir.
Sign up for our
newsletter