Jobseeker Company Usung Model Social Recruitment untuk Pekerja Kerah Biru
Telah mendapat investasi dari Salim Group dan angel investor ternama seperti Sandiaga Uno, Gita Wirjawan, Helmy Yahya, dan lainnya
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 7,99 juta pengangguran yang jumlahnya mencapai 5,83% dari penduduk usia produktif per akhir Februari 2023. Dari jumlah tersebut, pengangguran terbanyak dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 9,6%, lalu lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,69%.
Kesenjangan yang tinggi antara supply dan demand membuat penggangguran belum tuntas teratasi di Indonesia. Sementara, platform pencari kerja populer belum ada yang secara khusus menyediakan kebutuhan para pekerja kerah biru secara optimal. Padahal proses rekrutmen untuk segmen ini tidak bisa disamakan dengan jenis pekerjaan di kerah putih.
Terdapat kesempatan yang besar di segmen ini, Chandra Ming tertantang untuk menggarapnya dengan mendirikan Jobseeker Company pada Februari 2022. Chandra memiliki latar belakang yang tergolong kuat di bidang HR, sudah berkecimpung sejak 20 tahun lalu. Beberapa posisi penting di portal pencari kerja, yakni JobsDB dan Jobstreet pernah diduduki.
Dalam temu bersama sejumlah media di Jakarta baru-baru ini, Chandra menjelaskan bahwa belum ada portal kerja lokal yang bisa mengatasi isu spesifik untuk segmen sarjana ke bawah. LinkedIn, portal kerja pada umumnya, headhunter, dan outsourcing bukanlah jawaban tepat untuk mencari pekerja dengan jenis pekerjaan yang lebih mengandalkan keterampilan dan pengalaman, seperti barista, pramusaji, dan sebagainya.
"Di Indonesia ada 75 juta pekerja dengan gelar di bawah S1 per Februari 2022 dari total 133 juta pekerja. Kalau mau sekolah tinggi itu makin lama makin mahal, sementara orang harus kerja. Kalau mereka gak bisa kuliah, pasti cari kerja ala kadarnya. Isu ini enggak akan selesai kalau tidak diselesaikan secara straight, makanya Jobseeker fokus ke non white collar," ujar Chandra.
Untuk pekerja kerah biru, melamar dengan kirim resume/CV bukan jalan yang tepat karena banyak di antara mereka yang hanya meniru format CV yang ada. Rekruter tidak mampu menilai apakah kandidat tersebut cocok untuk bekerja, ditambah proses filtering manual. Alhasil, semua kembali ke insting, tidak ada basis data yang pendukungnya.
"Bagi level sarjana ke bawah itu banyak yang belum canggih-canggih [melek digital]. Ambil contoh untuk barista, yang pemilik kedai cari itu yang bisa buat kopi, sertifikat dan lulusan dari mana itu enggak begitu ngaruh."
Besarnya potensi ini, menarik berbagai angel investor untuk mendanai Jobseeker. Mereka adalah Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Helmy Yahya (Pengusaha), Gita Wirjawan (Pengusaha), Rizal Gozali (Credit Suisse), Daniel Surya (WIR Group), Philip Ng (BitCyber), Steve Lovato (Incentive Dynamics), Biju Mohan (Accenture), Akshat Chawla (Autofleet).
Rata-rata mereka masuk pada bulan ketiga dan keempat sejak Jobseeker pertama kali beroperasi di Februari 2022. Kini mereka menduduki sebagai penasihat di perusahaan.
Perusahaan juga memperoleh investasi strategis dari Salim Group. Konglomerasi tersebut mengempit 40% saham di Jobseeker.
Produk Jobseeker Company
Jobseeker Company mengambil pendekatan yang berbeda untuk mempertemukan para pelamar dengan pemberi kerja dengan membuat video resume berisi perkenalan diri. Konsepnya mirip dengan algoritma FYP (For Your Page) di TikTok atau Tinder namun versi lebih serius dan kompleks di belakang engine-nya karena ditenagai oleh kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini dimanfaatkan untuk matching algoritma berdasarkan keterampilan dan menemukan lokasi kandidat berdasarkan lokasi terdekat dari para pemberi kerja.
Proses rekrutmen hingga diterima kerja sepenuhnya dapat dilakukan lewat aplikasi Jobseeker, sehingga semua dilakukan secara satu pintu. Aplikasi untuk pelamar ini disebut Jobseeker App. Perusahaan punya tiga produk lainnya yang spesifikasi menyasar kebutuhan perusahaan lebih beragam.
Pertama, Jobseeker Software yang dilengkapi dengan Customized ATS (Applicant Tracking System), unlimited users, dan harga terjangkau. Solusi ini diperuntukkan untuk korporasi besar, di antaranya Alfamart yang berhasil merekrut 200 ribu karyawan baru, RS Mitra Keluarga, Ranch Market, Superindo, dan sebagainya.
Produk ini merupakan hasil investasi yang diberikan Chandra untuk Karirpad yang kemudian dilebur dengan Jobseeker dan akhirnya menjadi produk tersendiri.
Kedua, Jobseeker Services adalah layanan headhunter dari Jobseeker untuk mencari kandidat yang tepat sesuai spesifikasi keahlian yang dicari perusahaan. Ketiga, Jobseeker Partners, berbentuk aplikasi untuk membantu perusahaan level UMKM mencari kandidat yang mereka butuhkan.
"Banyak usaha kecil yang kesulitan mencari posisi dengan turnover tinggi, seperti barista, kasir, waiter, merchandiser, staffer. Selama ini mereka hanya mengandalkan dari referensi saja."
Sementara itu, rata-rata pengguna perusahaan di Jobseeker datang dari industri ritel, FMCG, dan hospitality.
Target selanjutnya
Walau Jobseeker baru berumur 17 bulan, Chandra mengklaim perusahaan sudah menjaring 2,6 juta pelamar yang sudah mendaftar dan membuat video resume mereka. Basis data ini akan diperkuat dengan mengedukasi para pelamar untuk membuat video resume yang lebih layak rapi.
Untuk itu, perusahaan akan mengadakan roadshow ke berbagai kota di penjuru Indonesia dan masuk ke SMK dan SMA. Mereka nantinya akan diajari bagaimana membuat video resume yang baik melalui perangkat smartphone. "Kami juga berencana untuk buat fitur upskilling agar keterampilan para pelamar meningkat. Salah satunya yang siap jalan adalah bersama Rumah Siap Kerja."
Rumah Siap Kerja adalah inisiatif yang dibuat Sandiaga, salah satu investor di Jobseeker, berbentuk wadah yang menghubungkan berbagai program khusus anak muda yang tersedia di pemerintaha, swasta, dan masyarakat.
Tak hanya itu, perusahaan akan menyempurnakan platform Jobseeker Partner, seperti proses onboarding dan matching algoritma lebih akurat dan seamless. Platform ini akan segera dirilis dalam versi penuh jelang akhir 2023, sejauh ini masih berbentuk beta.
More Coverage:
"Versi beta kita sangat panjang karena banyak printilannya yang harus diselesaikan, ada AB testing juga. Jobseeker App sudah lebih rapi sekarang. Tapi Jobseeker Partner masih harus diselesaikan sedikit lagi."
Dukungan dari para investor tentang solusi dan tantangan di pekerja biru ini, membuat Chandra berambisi ingin membawa Jobseeker ekspansi ke pasar Asia. Sejumlah negara di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok sudah menjadi incaran, walau ia belum bisa memastikan kapan rencana tersebut dapat terealisasi.
Menurutnya, seluruh negara tersebut memiliki jumlah pekerja biru yang sama besarnya dengan Indonesia. Serta, belum ada platform pencari kerja yang dapat mengatasi isu seperti yang dihadapi di Indonesia.
"Setidaknya akhir tahun ini kita bisa dapat 5 juta pelamar dan tahun 2024 mendatang bisa tingkatkan angkanya ke 20 juta pelamar," tutupnya.
Walau berambisi jadi perusahaan global, Chandra mengambil pendekatan yang berbeda dalam merekrut para talentanya. Ia merekrut talenta dari Bali dan menjadikannya sebagai kantor pusat dan menjadikan Jakarta sebagai kantor pemasaran . Para penasihat di perusahaan yang mayoritas datang dari perusahaan global juga akan membimbing para talenta lokal untuk transfer knowledge agar mereka dapat belajar dan tahu pola pengembangan di luar Indonesia seperti apa.
Total karyawan kami 50 orang, sebanyak 65% dari sini lokasinya di Bali, ada tim produk, engineer, dan lainnya. Selain Jakarta untuk tim marketing, Jobseeker juga ada kantor di Singapura. "Orang luar saya set sebagai advisor supaya bisa kasih kesempatan ke anak-anak kita untuk belajar dan tahu pola pengembangan dunia di luar seperti apa. Mudah-mudahan anak-anak [Bali] ini bisa menjadi champion di industri ini," tutup Chandra.
Sign up for our
newsletter