Strategi Lamudi Jaga Relevansi Platform "Proptech Listing" di Indonesia
Induk Lamudi terima pendanaan sebesar $200 juta, unit bisnis di Indonesia akan terima porsi yang signifikan
Lamudi mempercayai prospek bisnis properti yang cerah di Indonesia, mengingat negara ini memiliki populasi masyarakat kelas menengah yang besar dan terus bertumbuh. Melalui pendanaan lanjutan sebesar $200 juta (sekitar 3,11 triliun Rupiah) yang diterima perusahaan induk mereka, Emerging Markets Property Group (EMPG), mayoritas akan diarahkan untuk pengembangan bisnisnya di Indonesia.
Pendanaan ini diperoleh dari perusahaan dana ekuitas asal Amerika Serikat, Affinity Partners. Pasca pengumuman ini, EMPG akan bersiap IPO dalam waktu dekat yang sudah direncanakan sejak lama.
Dalam wawancara bersama DailySocial.id, CEO Lamudi Indonesia Mart Polman menyampaikan, meski pihaknya tidak bisa merinci persentase investasi yang diarahkan untuk Indonesia, namun ia menekankan bahwa Indonesia adalah negara penting bagi EMPG dan ia melihat prospek yang positif bagi pertumbuhan bisnis di sini.
“Oleh karena itu, EMPG akan terus berupaya untuk berinvestasi di Indonesia dan turut membantu dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Polman.
Ia melanjutkan, dana segar nantinya akan digunakan untuk memperkuat tim Lamudi Indonesia dengan merekrut talenta baru dengan fokus membantu semua pelaku industri properti. Tujuannya untuk membantu mereka agar bisa menjalankan bisnis secara efisien, serta berfokus terhadap inovasi teknologi yang akan mempermudah masyarakat Indonesia dalam mencari dan mendapatkan rumah impian mereka.
Dalam dua tahun terakhir, bisnis Lamudi Indonesia diklaim telah bertumbuh dari 200 hingga 900 karyawan di kuartal IV tahun ini. Sejauh ini, EMPG memiliki lebih dari 500 engineers yang tersebar di berbagai negara, seperti Romania, Pakistan, Uni Emirat Arab, dan Filipina.
Kemudian, pada awal tahun ini Lamudi mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia yang telah mendongkrak pengguna menjadi 22 juta orang dan jumlah listings properti tembus lebih dari 1,35 juta setiap bulannya. Pencapaian tersebut diklaim menjadikan Lamudi Indonesia sebagai proptech terbesar di Indonesia.
Sebagai bagian dari ekosistem properti digital, disebutkan Lamudi memiliki lebih dari 30 ribu jaringan agen, dipercaya lebih dari 400 pengembang, dan bermitra dengan 10 perbankan nasional.
Pendiri Lamudi Kiann Moini menyampaikan, “Lamudi.co.id di Indonesia merupakan salah satu bisnis utama kami, EMPG tetap optimis dengan potensi pasar Indonesia karena masyarakat kelas menengahnya yang terus bertumbuh dan populasinya yang besar. EMPG ingin terus berkomitmen untuk membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.”
Berkaitan dengan itu, diharapkan kontribusi bisnis dari Indonesia akan mendongkrak pertumbuhan bisnis EMPG secara keseluruhan. CEO EMPG Imran Ali Khan menuturkan, pihaknya targetkan kenaikan laba sebesar dua kali lipat dan mempertahankan EBITDA positif selama dua tahun terakhir yang telah berjalan secara konsisten.
“Kami sangat optimis melanjutkan pertumbuhan yang telah berjalan dengan baik ini. Dengan pendanaan yang telah diraih ini, perusahaan [EMPG] akan berfokus dalam mempersiapkan IPO di waktu dekat, yang selalu menjadi bagian dari visi besar kami,” kata Khan.
Tren listings properti
Polman melanjutkan, semenjak pandemi perubahan terbesar yang perusahaan liat terkait tren di industri adalah adopsi teknologi yang semakin terakselerasi. Kehadiran proptech membantu fasilitasi kebutuhan pencarian properti yang dulu terkendala karena mobilitas yang dibatasi di saat pandemi. Data internal perusahaan mencatat kenaikan pada tren pencarian properti di dalam platform tumbuh 36,8% secara year-on-year pada Juni 2020 ke Juni 2021.
Memasuki masa pemulihan, pihaknya melihat pentingnya peran setiap pemangku kepentingan untuk bersama-sama membuka potensi dari pencari properti baru atau Next Generation Property Buyers yang berada di usia 25-44 tahun. Generasi ini merupakan 56,9% dari pengguna Lamudi Indonesia yang menuntut kemudahan dalam pencarian properti karena adanya perkembangan teknologi yang pesat saat ini.
“Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengimbangi kebutuhan dari Next Generation Property Buyers dengan mempersiapkan seluruh tenaga kerja di sektor properti dengan literasi digital agar kedua belah pihak memahami bahwa perjalanan kepemilikan properti semakin terintegrasi karena adanya digitalisasi.”
Menurutnya, Lamudi akan terus memperkuat posisinya sebagai penyedia listing properti di ekosistem proptech Indonesia. Dalam rangka itu, pihaknya terus meningkatkan kemitraan dengan para pengembang, agen, dan bank untuk memastikan bahwa pengguna mendapatkan pilihan properti terlengkap sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang luas dan juga opsi pendanaan yang sesuai dengan kondisi finansial pengguna yang beragam.
“Kami memprioritaskan memberikan pengalaman termudah dan terpercaya bagi pencari properti Indonesia dalam pencarian properti impian,” pungkasnya.
More Coverage:
Belakangan ini, mulai ramai pemain proptech yang menyediakan solusi di luar listings, seperti Kabina yang fokus pada penyederhanaan proses konstruksi dengan memanfaatkan modularitas, pra-fabrikasi, dan bahan utama kayu. Lalu, ada Tanaku yang membangun platform untuk fasilitasi pembelian dan transaksi properti secara online; IDEAL yang berambisi ingin mendemokratisasi proses pengajuan KPR, dan masih banyak lagi.
Para pemain di atas sudah didukung dengan pendanaan tahap awal dari sejumlah investor, sebut saja ada East Ventures, AC Ventures, dan Ciputra Group.
Mengutip dari SimilarWeb, posisi Lamudi per September 2022 dikunjungi hingga 1,5 juta kali dengan rata-rata durasi kunjungan 03:28 menit. Posisi Lamudi untuk situs listing properti di Indonesia berada di urutan ke-5. Dibandingkan kompetitor terdekatnya, yakni 99.co dan Rumah.com, peringkat Lamudi lebih rendah.
Keduanya secara berurutan berada di urutan pertama dan kedua. Untuk periode yang sama, pengunjung situs 99.co mencapai 20 juta kali kunjungan. Namun rata-rata durasi kunjungannya lebih singkat, yakni 01:27 menit. Adapun untuk Rumah.com, dikunjungi hingga 4,1 juta kali dengan rata-rata durasi kunjungan 02:47 menit.
Sign up for our
newsletter