Pencapaian Bisnis Bhinneka dan Targetnya di Tahun 2017
Perolehan pendapatan bisnis Bhinneka masih dikuasai segmen B2C sebesar 55%, diharapkan tahun depan porsinya bisa seimbang dengan B2B
Ketatnya persaingan layanan e-commerce di Tanah Air, rupanya tidak menyurutkan Bhinneka untuk terus mencetak pertumbuhan bisnis. Menjelang akhir tahun ini, Bhinneka mengumumkan kenaikan penjualan untuk kedua segmen bisnisnya B2C (Business to Consumer) sebesar 70% dan B2B (Business to Business) naik 40% dibandingkan perolehan di tahun sebelumnya.
Untuk segmen B2C, kenaikan ini dipicu salah satunya karena program tahunan Hari Belanja Online Nasional 2016 (Harbolnas 2016). Penjualan harian dalam periode Harbolnas meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan hari biasa jadi 300%, seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan sebesar 100%.
Selain itu, ada dua faktor lainnya yakni konsumen loyal dan mitra yang suportif. Produk yang dihadirkan Bhinneka jadi daya tarik utama dan kerja sama yang baik dengan mitra penyedia produk, mampu mendorong Bhinneka jadi salah satu situs e-commerce dengan produk 3C terlengkap.
Kehadiran layanan O2O lewat lima gerai offline di Jakarta dan Surabaya, juga turut mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan untuk segmen tersebut.
Sementara itu, segmen B2B atau lebih dikenal dengan Bhinneka Bisnis yang baru di-launching secara resmi tahun ini, telah menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Kenaikannya dipicu karena klien korporasi mulai sadar pembelanjaan secara online kini mulai dianggap menjadi pilihan yang praktis dan efektif untuk memenuhi kebutuhan procurement dibandingkan belanja tradisional yang kurang transparan.
"Tren bisnis dan ekonomi Indonesia pada tahun ini, mengalami berbagai pergolakan yang dinamis. Perlambatan ekonomi dunia tentu mempengaruhi dinamika secara keseluruhan. Di tengah kondisi tersebut, marak kemunculan e-commerce baru dalam negeri. Rupanya masyarakat masih memiliki animo tinggi terhadap dunia online, terlihat dari peningkatan penjualan dan kunjungan ke Bhinneka," ucap CEO Bhinneka Hendrik Tio kepada DailySocial.
Secara total pendapatan perusahaan, sambung Hendrik, segmen B2C menyumbang sebesar 55% dan sisanya 45% diperoleh dari B2B.
Rencana bisnis Bhinneka tahun 2017
Seolah ingin mengulang pencapaiannya di tahun ini, Hendrik mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan untuk dua segmen bisnisnya tersebut masing-masing tumbuh 30% untuk B2C dan 50% untuk B2B pada tahun depan. Dengan pertumbuhan tersebut, pihaknya memproyeksikan kontribusi terhadap total pendapatan perusahaan bisa seimbang 50%.
Hendrik enggan membeberkan lebih detil apa saja strateginya untuk mencapai target tersebut. Hanya saja, menurutnya, tahun depan akan jauh lebih kompetitif untuk para pemain e-commerce. Dia juga berharap bakal ada pertumbuhan yang lebih sehat dari sisi konsumen, beriringan dengan penetrasi internet yang makin luas menjangkau pelosok Nusantara.
"Para pelaku industri sebagai penyedia produk dan layanan juga tidak boleh mudah puas dan terus berbenah agar semakin maksimal dalam memberikan pengalaman belanja dan layanan yang terbaik untuk konsumen. Pada akhirnya yang terbaiklah yang akan mampu bertahan dan berkembang di tengah ketatnya persaingan ranah e-commerce lokal maupun dari luar," pungkasnya.