Fokus AdaKerja Setelah Kantongi 14,7 Miliar Rupiah dalam Pendanaan Lanjutan
Putaran terbaru dipimpin oleh Beenext dengan keterlibatan beberapa angel investor
Jumat (30/10) platform job marketplaceAdaKerja mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan dari Beenext senilai $1 juta atau setara 14,7 miliar Rupiah. Pendanaan awal sebenarnya sudah dibuka sejak tahun lalu, saat perusahaan debut, Beenext turut jadi investor pertama mereka. Berkat partisipasi dari beberapa angel investor (termasuk pimpinan LinkedIn, DBS, ICAP, dan Tolaram Group), total dana yang berhasil dikumpulkan senilai $1,4 juta.
Modal tambahan yang didapat akan diprioritaskan dalam pengembangan produk dan teknologi, sehingga membuat layanan AdaKerja lebih mumpuni dalam mengakomodasi pekerja kerah biru di Indonesia.
Sebenarnya platform serupa juga tengah disiapkan untuk direplikasi di Singapura dengan nama AskSteve. Namun kepada DailySocial, Founder & CEO Ashwin Tiwari mengatakan bahwa secara bisnis saat ini mereka baru fokus di Indonesia. Sementara unitnya di Singapura baru di tahap beta -- secara fungsional bakal sama dengan AdaKerja yang sudah beroperasi di Indonesia.
Sejak diluncurkan tahun 2019, AdaKerja mengklaim telah merangkul sekitar 600 ribu pencari kerja dan 10 ribu bisnis yang terlibat di platformnya. Capaian tersebut membuat Ashwin dan tim cukup optimis mengarungi tahun 2020, meski iklim bisnis tengah dilanda perlambatan akibat pandemi.
Menyasar kalangan pekerja kerah biru (biasanya pekerja di sektor informal), AdaKerja tidak sendirian karena sudah ada beberapa platform yang sajikan layanan serupa. Sebut saja Job2Go, Heikaku, atau Workmate. Namun Ashwin cukup optimis, karena ada value proposition yang mereka unggulkan.
"Ya, saya dapat membayangkan. Tapi setelah Anda membuka [AdaKerja], ada perbedaan utama. Dan satu hal yang terpenting, kami bukan agen kepegawaian digital. Model tersebut [agen] banyak diadopsi oleh pemain lain, mereka mengenakan komisi sampai 20% kepada pekerja, orang-orang yang harusnya mendapatkan keseluruhan dari [upah] yang diperoleh," ujar Ashwin.
Terkait fitur, untuk pencari kerja AdaKerja menghadirkan pengalaman pencarian pekerjaan yang dipersonalisasi dengan mengobrol menggunakan bot WhatsApp atau Messenger. Sementara bagi mitra bisnis (UKM), mereka disuguhkan sebuah aplikasi untuk mengelola proses perekrutan secara lebih efisien. Merangkul kalangan kerah biru, menjadikan sebagian besar mitra AdaKerja datang dari kalangan UKM. Karena dinilai pebisnis tersebut yang lebih banyak menyerap tenaga kerja informal.
Untuk model bisnisnya Ashwin menjelaskan, "Layanan kami sepenuhnya gratis untuk pencari kerja. Perusahaan membeli kredit wawancara dengan biaya terjangkau, kemudian mereka gunakan untuk mengundang kandidat."
More Coverage:
Membangun bisnis job marketplace di Indonesia bukan tanpa tantangan, "Terus terang, tantangannya adalah membangun bisnis yang berkembang pesat, terlepas dari apakah perusahaan itu berbasis di Indonesia atau tidak. Membangun tim dan budaya perusahaan yang kuat juga hal yang tidak mudah."
"Misi kami di Indonesia adalah mendigitalkan pencarian kerja dan penggajian untuk 100 juta pekerja kerah biru dan 60 juta UMKM. Menurut proyeksi, UMKM menyerap sekitar 95% tenaga kerja dan membukukan $300 miliar dalam daftar gaji tahunan; melayani mereka adalah fokus kami," tutup Ashwin.