Kinerja Bukalapak Sepanjang 2021 Disokong Pertumbuhan Bisnis Mitra
Mitra Bukalapak mencatat pertumbuhan pendapatan 284%; pendapatan Marketplace dan Buka Pengadaan merosot masing-masing -4% dan -5%
PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) membukukan total pendapatan sebesar Rp1,9 triliun atau naik 38 persen (YoY) di sepanjang 2021. Pertumbuhan pendapatan perusahaan disokong oleh lini bisnis Mitra yang meroket sebesar 284 persen menjadi Rp764,5 miliar dari Rp198 miliar di 2020.
Berdasarkan laporan keuangan 2021, Bukalapak mencatatkan penurunan pendapatan pada dua lini bisnis lainnya. Marketplace yang merupakan kontributor pendapatan terbesar mengalami penurunan 4 persen menjadi Rp990 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni Rp1 triliun. Pendapatan Buka Pengadaan juga merosot sebesar 5 persen menjadi Rp120 miliar di sepanjang 2021.
Rugi perusahaan juga membengkak 24 persen dari Rp1,3 triliun di periode sama 2020 menjadi Rp1,6 triliun di 2021. Kendati demikian, perusahaan menyebut telah menekan kerugian operasional sebesar 7 persen menjadi Rp 1,7 triliun di sepanjang 2021 dari sebelumnya Rp1,83 triliun.
Selain itu, Bukalapak menyebut telah berhasil menekan kerugian EBITDA sebesar 6 persen lebih baik dibandingkan 2020. Rasio kerugian EBITDA terhadap Total Processing Value (TPV) membaik menjadi 1,3 persen di sepanjang 2021 dari sebelumnya 1,9 persen.
TPV dan ATV
Bukalapak membukukan TPV sebesar Rp122,6 triliun atau naik 44 persen di 2021. Dari angka tersebut, sebesar 73 persen berasal dari transaksi di luar daerah tier 1 yang turut dipicu oleh meningkatnya digitalisasi warung dan toko ritel tradisional serta all e-commerce.
Selain itu, pertumbuhan TPV ini juga didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 26 persen dan kenaikan sebesar 14 persen pada Average Transaction Value (TV) di sepanjang 2020 hingga 2021. Adapun, TPV Mitra Bukalapak naik 146 persen secara tahunan dengan pencapaian Rp56,2 triliun.
"Kami berkomitmen untuk fokus pada strategi agar dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan yang baik terhadap biaya operasional," demikian pernyataan manajemen Bukalapak. Didorong oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 26 persen dan kenaikan 14 persen pada Average Transaction Revenue (ATV) dibandingkan 2020 (YoY).
Per akhir Desember 2021, posisi kas perusahaan tercatat sebesar Rp24,7 triliun.
Diversifikasi
Berdasarkan laporan iPrice di kuartal II 2021, Tokopedia berada di posisi teratas dengan pengunjung web bulanan terbesar di Indonesia, yakni 147,7 juta. Diikuti oleh Shopee di urutan kedua dengan 126,9 juta pengunjung web bulanan. Adapun, Bukalapak berada di posisi ketiga dengan gap yang cukup jauh dari peringkat pertama dan kedua, yakni 29,4 juta pengunjung web bulanan.
Data ini dapat mengindikasikan bahwa Bukalapak tidak memiliki posisi kuat dibandingkan dua pemain petahana yang mendominasi pasar marketplace di Indonesia. Kinerja keuangan Bukalapak juga memperlihatkan penurunan pendapatan dua lini bisnis lain dibandingkan Mitra Bukalapak yang mengantongi pertumbuhan signifikan.
Fokus Bukalapak untuk mendigitalisasi segmen warung dan UMKM di Indonesia mulai menunjukkan pencapaian positif. Survei Nielsen terhadap 1.800 warung dan 1.200 kios pulsa menyebut Mitra Bukalapak sebagai pemimpin pasar O2O dengan penetrasi sebesar 42% dibandingkan pemain O2O yang memiliki pengguna 2,5 kali lipat lebih banyak di survei ini.
More Coverage:
Mitra Bukalapak disebut menguasai kategori grocery/bahan makanan sebesar 55% dan penetrasi produk virtual 52%. Saat ini, Mitra Bukalapak berbagai macam kategori produk, mulai dari produk fisik, virtual, keuangan, hingga produk kebutuhan sehari-hari.
Bukalapak tampaknya mulai melakukan diversifikasi layanan untuk mendorong revenue stream baru. Terlihat dari upaya akuisisi startup edtech dan pembentukan usaha patungan di kuartal pertama 2022. Menariknya, meski sudah memiliki lini marketplace, Bukalapak justru menjajal quick commerce untuk produk segar melalui usaha patungannya dengan CT Corp, yakni AlloFresh.
Selain itu, Bukalapak juga masuk ke ranah edtech dengan mengakuisisi startup Bolu pada akhir Maret 2022. Bolu membidik pembelajaran online bagi segmen komunitas, terutama yang ingin mengembangkan bisnis rumahan. Hal ini sejalan dengan upaya Bukalapak mendigitalisasi warung dan UMKM lewat Mitra.