Mungkinkah Kaki Palsu Bisa Digerakkan dengan Pikiran?
Prostetik, dalam kasus ini kaki palsu, selama ini merupakan salah satu solusi terbaik bagi pasien yang membutuhkan. Perkembangan teknologinya tergolong cukup cepat; awalnya hanya berupa sebatang penumpu biasa, kaki palsu kini biasanya mempunyai komponen yang lentur hingga bisa digunakan untuk berlari.
Kalau Anda punya dana lebih, kaki palsu robotik bisa jadi alternatif yang lebih menarik lagi. Prostetik semacam ini biasanya dibekali sejumlah sensor dan algoritma pintar yang bisa menyesuaikan posisinya secara otomatis selagi dipakai untuk melangkah.
Teknologi di bidang prostetik terus berkembang pesat. Sebuah perusahaan asal Islandia yang bergerak di bidang ortopedi, Ossur, belum lama ini memamerkan kaki palsu yang bisa dikendalikan oleh otak penggunanya. Produk ini bukan sekedar konsep, tetapi sudah diuji oleh dua pasien amputasi setempat selama lebih dari satu tahun.
Info menarik: Lifehand 2, Lengan Sintetik yang Dapat Merasakan Sentuhan
Bernama Implanted Myoelectric Sensor (IMES), sepasang sensor berukuran 3 x 80 mm ini akan ditanamkan ke jaringan otot yang terdapat pada kaki pasien. Saat aliran listrik kecil bergerak dari otak menuju bagian kaki, IMES akan menangkapnya, lalu memancarkan sinyal menuju kaki palsu guna memberikan instruksi sebelum otot kaki pasien berkontraksi. Dengan kata lain, proses ini hanya memakan waktu sepersekian detik, menghapuskan jeda antara pikiran dan aksi.
Yang membuat IMES semakin menarik adalah betapa singkatnya waktu pembedahan yang diperlukan untuk menanamkan sepasang sensor itu ke kaki pasien. Seorang ahli bedah ortopedi sekaligus kepala tim riset Ossur, Thorvaldur Ingvarsson, seperti yang dikutip dari PopularScience mengungkapkan bahwa prosedur pembedahan hanya berlangsung selama 15 menit, dan irisan yang dibutuhkan di bagian kaki hanyalah sepanjang satu sentimeter saja.
Tidak ada unit baterai yang perlu disambungkan, sensor-sensor tersebut ditenagai oleh koil magnet yang secara teori bisa menghasilkan energi dengan sendirinya. Walaupun jumlahnya kecil, energi yang diciptakan cukup untuk menyuplai daya masing-masing sensor berukuran mungil tersebut. Alhasil, IMES diyakini bisa bertahan hingga bertahun-tahun tanpa harus diganti, kecuali ada problem lain yang melanda.
Info menarik: Google dan Johnson & Johnson Kembangkan Robot Ahli Bedah
Lalu apa manfaat dari kaki palsu yang dimotori oleh teknologi IMES ini? Yang pertama, buat pasien amputasi yang hanya kehilangan satu kakinya, teknologi ini bisa menyeimbangkan distribusi berat pada kaki kiri dan kanan, karena pada dasarnya sang pasien akan menggerakkan kedua kaki, termasuk kaki palsunya.
Kedua, pasien amputasi bisa melatih otot-otot kakinya kembali. Hal ini dimungkinkan karena ‘sinergi’ jaringan otot kaki dan otak kembali hidup berkat penanaman sensor IMES.
Saat ini, Ossur sedang bersiap untuk menguji IMES dalam skala yang lebih besar. Harapannya, dalam tiga sampai lima tahun ke depan, pengguna kaki palsu buatan Ossur yang kompatibel bisa kembali menggerakkan kakinya secara lebih alami.
Sumber: Ossur dan Popular Science.