1. Startup

BMoney Perluas Produk Investasi Saham

Sejak debut di 2020, BMoney telah melayani hampir 1 juta investor dengan total dana kelolaan mencapai lebih dari Rp1 triliun

PT Buka Investasi Bersama (BIB), perusahaan patungan antara Bukalapak dan Ashmore Asset Management Indonesia, memperluas produk investasi saham di dalam platform BMoney. Fitur saham tersebut hadir berkat kemitraan dengan PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia. Sebelumnya BMoney baru menyediakan produk investasi reksa dana dan obligasi.

Tak hanya sediakan fitur jual beli saham, kini BMoney juga mulai menggarap segmen nasabah premium dengan nama layanan BMoney Priviledge. Diklaim kolaborasi antar kedua perusahaan tersebut adalah pertama kalinya antara platform teknologi dengan perusahaan sekuritas di Indonesia.

Hal itu memungkinkan, lantaran BIB juga baru mengantongi izin sebagai MPPE (Mitra Pemasaran Perantara Pedagang Efek) level II dari OJK. Dalam ketentuan, MPPE adalah pihak yang menyediakan layanan pemasaran Perantara Pedagang Efek kepada nasabah dan/atau calon nasabah berdasarkan kontrak kerja sama.

"Dengan menggabungkan pengalaman dan expertise CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dengan ketangguhan platform teknologi BMoney dalam memfasilitasi kebutuhan investasi pada penggunanya, kami melihat kemitraan ini sebagai langkah yang strategis dalam mendorong habit investasi saham yang tepat dan aman di Indonesia," ucap President Director PT CGS-CIMB Indonesia Lim Kim Siah saat konferensi pers peluncuran BMoney Saham di Jakarta, Selasa (16/5).

CEO BukaFinancial & Commerce Bukalapak Victor Lesmana menyampaikan, melalui kehadiran fitur Saham dan BMoney Priviledge, diharapkan dapat memberikan layanan yang inklusif bagi lebih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai kebutuhan investasi. "Hal ini juga bagian dari tujuan BMoney untuk membantu masyarakat dalam menemukan pilihan produk investasi yang aman dan sesuai kebutuhan mereka" kata Victor.

Turut hadir dalam peresmian tersebut, Director of Trading and Membership BEI Irvan Susandy. Ia mengapresiasi kolaborasi perdana antara perusahaan teknologi dengan sekuritas ini, dalam rangka mendongkrak jumlah investor ritel baru. Berdasarkan data BEI, sepanjang tahun lalu dari total investor sebanyak 50% di antaranya berasal dari investor ritel.

"Berdasarkan kemampuan dari value-nya [investor ritel] ini cukup besar. Walau agak melambat di 2023 karena mereka sudah mulai kembali ke aktivitas normal, tapi tetap tertinggi dari masa sebelum terjadi pandemi. Semoga momentum ini bisa terus di pelihara sehingga partisipasi investor ritel, institusi, dan asing tetap terjaga," terangnya.

Fitur BMoney

COO PT Buka Investasi Bersama Dhinda Arisyiya menjelaskan, mengutip dari data BEI di 2022, tercatat jumlah investor dalam negeri di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan mencapai 10 juta single investor identification (SID) dan jumlah investor saham sebanyak 4 juta SID yang terdaftar.

Mengacu pada data tersebut dan data internal BIB, disimpulkan bahwa terdapat ketertarikan yang tinggi terhadap investasi saham terutama dari kalangan non-investor dan potensi yang masih sangat besar dalam meningkatkan penetrasi investor saham di tanah air.

"Oleh karena itu, fitur transaksi saham pada BMoney kami rancang untuk mengakomodir kebutuhan pengguna dan meningkatkan habit investasi yang sehat bagi para pengguna dalam mencapai tujuan finansialnya," terangnya.

More Coverage:

Adapun untuk BMoney Privilege, pihaknya menyediakan kemudahan pengalaman investasi untuk membantu para investor dalam mengembangkan asetnya. Investor akan diberikan akses ke portofolio, real-time data insight, dan berita-berita terbaru seputar bursa saham, dukungan dari para tenaga pemasar, kesempatan untuk melebarkan jaringan, serta opsi-opsi investasi yang terdiri dari pilihan reksa dana dari beragam kelas aset.

Diklaim sejak BMoney dirilis pada 2020, telah melayani hampir satu juta investor dengan total dana kelolaan mencapai lebih dari Rp1 triliun. Dana kelolaan ini disebutkan tumbuh tiga kali lipat sepanjang 2022. Kemudian, dari data investor ternyata sekitar 60% datang dari kelompok usia produktif 20-45 tahun dan 40% dari total investor adalah investor pemula (first time investor).

"Berangkat dari pertumbuhan ini, kami ingin memperluas layanan kami dalam memfasilitasi lebih banyak lagi kebutuhan investasi masyarakat," tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again