Bukalapak Terus Lengkapi Ekosistem Layanan, Mulai Masuk ke Proptech sampai Car Marketplace
Susul BukaTabungan dan BukaBanguan, sejumlah fitur baru telah diluncurkan, mulai dari BukaRumah, BukaJualMotor, hingga Ajukan Kartu Kredit
Seperti startup unicorn pada umumnya, Bukalapak (IDX: BUKA) menunjukkan ambisi untuk menjadi sebuah superapp guna mengakomodasi berbagai kebutuhan pengguna di dalam satu aplikasi. Belum lama ini, platform BukaTabungan diluncurkan sebagai layanan bank digital yang terintegrasi dengan aplikasi Bukapalak, bekerja sama dengan Standard Chartered.
Sebelumnya mereka juga mengumumkan kehadiran BukaBangunan sebagai B2B marketplace untuk pemenuhan bahan konstruksi di bawah naungan bisnis Mitra.
Ketika ditelisik lebih dalam, saat ini ada sejumlah layanan baru yang mulai diluncurkan ke aplikasi, menambah jumlah kategori fitur yang ada di dalamnya. Beberapa di antaranya adalah BukaRumah, BukaJualMotor, BukaJualMobil, Ajukan Kartu Kredit, dan lain sebagainya.
BukaRumah sendiri adalah sebuah layanan proptech, yang memungkinkan pengguna untuk menemukan hunian idaman. Tidak sebatas listing properti saja, di dalamnya ada fitur pengajuan KPR --- dalam hal ini Bukalapak menggandeng Bank Mandiri sebagai mitra strategis untuk pembiayaan. Bank Mandiri melalui unit venturanya adalah pemegang saham Bukalapak, masuk dalam putaran pendanaan seri G.
Sementara BukaJualMotor adalah layanan marketplace otomotif yang memudahkan pengguna menjual motor bekas yang dimiliki. Ini melengkapi fitur BukaMotor yang sebelumnya sudah ada, sebagai kanal penjualan kendaraan bermotor baru di Bukalapak. Dalam merilis fitur anyar ini, secara khusus perusahaan menggandeng Otomoto.
Di lini lain seperti fintech, perluasan layanan juga digencarkan. Setelah meluncurkan Bukalapak Paylater bersama Kredivo, mereka kini juga hadirkan layanan marketplace produk finansial, salah satunya terkait kartu kredit dan asuransi --- mirip apa yang disuguhkan Cermati.
Dalam sebuah kesempatan, pihak Bukalapak mengatakan bahwa saat ini mereka memang tengah memperbanyak cakupan vertikal bisnis. Sejumlah produk yang sudah dirilis akan diamati traksinya, untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, sebelum akhirnya dipromosikan secara masif ke ekosistem Bukalapak --- termasuk konsumen, UMKM, sampai jaringan mitra.
Ambil pendekatan in-house dan partnership
Untuk menghadirkan berbagai variasi layanan, Bukalapak menggunakan dua pendekatan. Pertama, mereka mengembangkan layanan secara mandiri (in-house) memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Dicontohkan seperti fitur BukaBangunan yang memanfaatkan jaringan mitra yang sudah dibangun melalui Mitra Bukalapak.
Model kedua, mereka bekerja sama strategis dengan sejumlah mitra, baik yang terhubung melalui aksi investasi maupun kerja sama B2B. Ini sudah dilakukan sejak lama, seperti saat mereka menelurkan fitur Tiket Pesawat menggandeng platform Reservasi.com (PT Reservasi Global Digital).
Terkait kemitraan, strategi M&A juga menjadi opsi yang dikerjakan Bukalapak. Sejumlah pembelian saham secara masif dilakukan perseroan terhadap sejumlah bisnis, termasuk Ashmore untuk BukaInvestasi dan Lakupon (PT Online Pertama) untuk fitur Kupon. Selain itu, Bukalapak juga telah berpartisipasi dalam pendanaan startup edtech Bolu dan e-commerce fesyen Hijup --- seperti tertuang dalam prospektus dan keterbukaan informasi yang disampaikan di BEI.
Diversifikasi produk untuk target profitabilitas
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam sebuah kesempatan public expose Juni 2022 lalu mengatakan, bahwa perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 44%-61% menjadi sebesar Rp2,7 triliun-Rp3 triliun pada tahun ini. Ini juga akan berdampak pada peningkatan Total Processing Value (TPV) sekitar 39%-47% --- sebagai metrik utama Bukalapak.
Sampai paruh pertama (H1), mereka sudah membukukan separuh dari target yakni 1,6 triliun Rupiah.
Tujuan dari diversifikasi produk ini tidak lain untuk meningkatkan retensi pengguna, membuat basis konsumennya merasa nyaman dan terlayani melalui ekosistem fitur yang ada di aplikasi Bukalapak. Pada akhirnya akan mendongkrak nilai transaksi di dalamnya.
More Coverage:
Namun tidak dimungkiri, bahwa kompetisi bisnis di semua lini yang digarap tersebut memang sangat ketat --- di samping bisnis online marketplace yang mengharuskan Bukalapak bersaing dengan raksasa teknologi lain seperti Tokopedia, Blibli, Shopee, dan sebagainya.
Ambil contoh untuk layanan proptech, meskipun bisnis ini masih menyimpan peluang yang sangat besar, namun sejumlah pemain sudah hadir di lanskap ini. Pemain legasi seperti 99 Group telah memiliki basis bisnis yang cukup besar di Indonesia, dengan jutaan listing properti di berbagai kota. Model bisnis mereka juga turut berkembang, salah satunya dengan meningkatkan aksesibilitas di aspek pembiayaan.
Demikian pula untuk platform marketplace kendaraan bermotor. Carro, Carsome, Broom, sampai dengan Moladin tengah melakukan menggencarkan perluasan bisnis dengan menjalankan model C2B, B2B, dan B2B2C.
Bukalapak sebagai platform dengan basis pengguna besar tetap memiliki peluang untuk menghadirkan proposisi nilai. Misalnya, berbekal data transaksi yang dimiliki memungkinkan mereka untuk menghadirkan penilaian kredit yang lebih komprehensif guna mendukung bisnis pembiayaan yang terintegrasi di platform. Termasuk ekosistem Mitra yang dimiliki; Diketahui saat ini ada sekitar 14 juta warung dan pelaku UMKM yang bergabung sebagai Mitra Bukalapak. Mereka tersebar di lebih dari 200 kota di Indonesia.
Sign up for our
newsletter