Kinerja Keuangan Bukalapak Kuartal Ketiga 2021
Berupaya menekan kerugian bersih dan EBITDA melalui peningkatan efisiensi
PT Bukalapak Tbk (IDX: BUKA) mengumumkan kinerja keuangannya pada kuartal ketiga 2021. Perusahaan melaporkan total pendapatan sebesar Rp1,34 triliun, yang dipicu oleh pertumbuhan signifikan dari pendapatan Mitra Bukalapak.
Dalam laporan keuangannya, Bukalapak membukukan pertumbuhan total pendapatan sebesar 42% di sepanjang sembilan bulan 2021, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp948,4 miliar.
Dari total tersebut, layanan Marketplace masih mendominasi dengan menyumbang pendapatan sebesar Rp780,4 miliar atau naik 5,1% secara tahunan (YoY). Sementara, pendapatan dari Mitra Bukalapak meroket hingga 322% menjadi Rp496,7 miliar dari sebelumnya Rp117,4 miliar.
Adapun, layanan BukaPengadaan mengalami penurunan pendapatan hingga 20% menjadi Rp70,5 miliar dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp88,9 miliar.
Lebih lanjut dalam keterangan resminya, Bukalapak melaporkan Total Processing Value (TPV) di kuartal ketiga naik sebesar 51% menjadi Rp87,9 triliun. Dari angka tersebut, TPV dari Mitra Bukalapak melesat hingga 179% menjadi Rp40 triliun dibanding periode sama di 2020.
Pertumbuhan ini dipicu oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 25%, di mana sebanyak 73% dari TPV dikontribusikan dari daerah di luar kota lapis satu. "Di daerah-daerah tersebut, penetrasi all-commerce serta digitalisasi warung dan toko ritel tradisional menunjukkan pertumbuhan yang kuat," demikian paparan Bukalapak.
Kemudian, Average Transaction Value (ATV) Bukalapak juga mengalami kenaikan sebesar 21% di sepanjang sembilan bulan 2021. ATV dari Mitra Bukalapak tercatat tumbuh sebesar 63%, dikarenakan oleh variasi produk dan jasa yang ditawarkan kepada para Mitra terus bertambah.
Menekan kerugian
Bukalapak menunjukkan upaya untuk menekan kerugiannya sambil terus mendorong efisiensi di kuartal ketiga ini. Perusahaan merugi operasional sebesar Rp1,2 triliun atau turun dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,4 triliun.
Sementara, rugi bersihnya menyusut menjadi 19% atau Rp1,1 triliun dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp1,4 triliun. Perusahaan juga menekan rugi EBITDA menjadi 15%, di mana rasionya terhadap TPV membaik menjadi 1,2% dari 2,2% di kuartal ketiga 2020.
Secara total, margin kontribusi Bukalapak setelah beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV naik dari -0,4% menjadi -0,2%. Margin kontribusi dari Marketplace setelah beban penjualan dan pemasaran naik dari -0,1% menjadi 0,01%. Kemudian, margin kontribusi dari Mitra setelah beban penjualan dan pemasaran juga ikut membaik dari -0,3% menjadi -0,2%.
Saat ini, posisi kas Bukalapak tercatat sebesar Rp23,6 triliun per akhir September 2021.
Penggerak utama
Dengan pencapaian kinerja di atas, Mitra Bukalapak menjadi penggerak utama pertumbuhan Bukalapak. Per akhir September 2021, jumlah Mitra terdaftar mencapai 10,4 juta dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar 6,9 juta. Perusahaan menyebut akan tetap fokus pada strategi pertumbuhan kuat dan berkelanjutan, dengan terus melakukan pengelolaan baik pada biaya operasional,
Dalam wawancara sebelumnya, CEO Buka Mitra Indonesia Howard Gani sempat menyebutkan bahwa pihaknya tengah mengebut penguatan jaringan Mitra di seluruh Indonesia, terutama di luar kota lapis satu. Ia menilai segmen warung dan UMKM di Indonesia masih banyak yang belum tersentuh oleh teknologi dan akses digital. Berbeda dengan layanan lain yang digitalisasinya sudah kuat, misalnya belanja online, transportasi dan perjalanan, hingga pembayaran.
More Coverage:
"Kami ingin mengoptimalkan persebaran teknologi di kota-kota tersebut dengan memperkenalkan manfaat teknologi lewat warung dan agen individual," ungkap Howard beberapa waktu lalu.
Perusahaan bahkan meluncurkan aplikasi BukuMitra yang bertujuan untuk membantu pelaku UMKM mengembangkan skala bisnisnya. Sejumlah fitur yang ditawarkan di antaranya pembukuan dan pencatatan utang secara digital.
Berdasarkan hasil survei Nielsen terhadap 1.800 warung dan 1.200 kios pulsa, Mitra Bukalapak tercatat memimpin pasar O2O dengan penetrasi sebesar 42% dibandingkan pemain O2O yang memiliki pengguna 2,5 kali lipat lebih banyak di survei ini.
Mitra Bukalapak juga disebut menguasai kategori grocery/bahan makanan sebesar 55% dan penetrasi produk virtual 52%. Saat ini, Mitra Bukalapak berbagai macam kategori produk, mulai dari produk fisik, virtual, keuangan, hingga produk kebutuhan sehari-hari.
Sign up for our
newsletter