Gandeng Home Credit, Bukalapak Tambah Opsi Pembiayaan Multiguna
Bernama "Pembiayaan Tunai", mungkinkan pembeli pinjam dana hingga 10 juta Rupiah
Bukalapak menambah opsi fitur pembiayaan dalam platform mereka. Kali ini unicorn yang digawangi oleh Achmad Zaky itu menggandeng Home Credit menyediakan pembiayaan multiguna untuk konsumen.
Fitur kredit baru Bukalapak ini dinamakan "Pembiayaan Tunai". Pengguna Bukalapak bisa menemukan opsi ini dengan membuka tab "BukaPembiayaan" di aplikasi.
Lewat fitur baru ini, pengguna bisa mengajukan pinjaman berkisar Rp1 juta-Rp10 juta dengan durasi angsuran dari 3 bulan hingga 12 bulan. Bukalapak dan Home Credit mematok bunga 3% dan biaya administrasi Rp99.000 untuk fitur ini.
Peninjauan pengajuan pinjaman akan dilakukan dalam waktu 30 menit. Jika berjalan mulus, pinjaman akan dikirim ke akun Dana yang menjadi dompet elektronik resmi Bukalapak.
Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana mengklaim kebutuhan kredit dalam platform mereka terus meningkat. Meluncurkan opsi pembiayaan baru bersama Home Credit disebut untuk memudahkan pengguna yang berada di segmen berbeda.
"Respons pasar cukup baik sejak kita launching (fitur pembiayaan) 1,5 tahun lalu, penggunanya semakin berkembang, sehingga kita lihat ada demand makanya kita launching produk ini," kata Victor.
Fitur baru ini melengkapi opsi BukaCicilan dan BukaModal yang sudah ada di platform Bukalapak. Melihat dari target pengguna, Pembiayaan Tunai ini serupa dengan BukaCicilan yang sama-sama ditujukan untuk "buyer".
"Sama-sama menyasar buyer tapi dengan mekanisme yang berbeda," imbuh Victor tanpa menjelaskan beda mekanisme tersebut.
Dalam opsi BukaCicilan, Bukalapak menggandeng Akulaku. Sementara dalam opsi BukaModal menggandeng sejumlah mitra seperti Investree, Koinworks, Modalku, hingga Bank Mandiri untuk membantu pinjaman modal bagi para pelapak.
Home Credit Indonesia mengaku punya sejumlah pertimbangan dalam menjalin kerja sama dengan Bukalapak. Mereka menyebut testimoni konsumen, reputasi perusahaan, serta keragaman produk jadi bahan pertimbangan mereka sebelum bekerja sama.
More Coverage:
"Jadi tidak hanya punya banyak konsumen, tapi konsumennya juga puas," ucap Chief External Affairs Home Credit Indonesia, Andy Nahil Gultom.
Andy menyebut Home Credit Indonesia saat ini sudah mengikat kerja sama dengan 5.000 mitra dan 20.000 toko di seluruh Indonesia kecuali Papua. Kendati demikian, ia menilai pasar pembiayaan di Indonesia masih terbuka lebar.
Andy menyebut 56 persen pengguna internet di Indonesia belum pernah melakukan transaksi online di e-commerce. Sejurus dengan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018 mencatat kebutuhan pinjaman nasional mencapai Rp1.700 triliun dan hanya sekitar Rp700 triliun yang baru dipenuhi lembaga keuangan di Indonesia.
Sign up for our
newsletter