1. Startup

Grup Batu Bara Geo Energy Suntik Rp610 Miliar ke Startup EV Charged Asia

Investasi diberikan dalam bentuk convertible loan dan share placement

Grup usaha penambang batu bara Geo Energy menyuntik investasi sebesar $40 juta (sekitar 610 miliar Rupiah) ke startup kendaraan listrik Charged Asia. Investasi tersebut diberikan dalam bentuk convertible loan dan share placement.

Sebelumnya, startup asal Singapura ini telah memperoleh pendanaan tahap awal dari DeClout Ventures senilai $4,5 juta (sekitar Rp68 miliar) pada September 2022 menyusul debut produknya di Indonesia pada awal tahun.

Kualitas udara di Indonesia yang memburuk, terutama di kawasan Jabodetabek diketahui mendorong Geo Energy untuk berinvestasi di Charged Asia.

"Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas operasional Charged Asia di Indonesia dan pasar lainnya di Asia Tenggara, serta mengembangkan produk," demikian seperti diwartakan Tech in Asia (29/8).

Adapun, keterlibatan Geo Energy dalam pendanaan ini akan memungkinkan Charged Asia untuk terhubung dengan sumber daya dan wawasan yang dimiliki perusahaan sembari mendiversifikasi sumber pendapatannya dan memperkuat posisinya di pasar energi global.

Charged Asia, berdiri tahun lalu, menawarkan layanan sewa motor listrik dengan model berlangganan 3-9 bulan dan penjualan motor listrik dengan skema rent-to-own. Charged Asia menargetkan dapat mendistribusi 10 juta motor listrik di Asia Pasifik dalam 10 tahun ke depan.

Selain Charged, startup lain yang memproduksi motor listrik dengan skema rent-to-own adalah Blitz Mobility. Beberapa startup manufaktur motor listrik lainnya yang baru saja mengantongi pendanaan adalah ALVA sebesar Rp766 miliar dan MAKA Motors sebesar RP564 miliar.

More Coverage:

Berdasarkan laporan terbaru AC Ventures dan Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), pasar kendaraan listrik di Indonesia ditaksir sebesar $20 miliar (lebih dari Rp300 triliun) dengan memperhitungkan ekosistem kunci permintaan konsumen, kebijakan pemerintah, dan teknologi baru yang memengaruhi performa dan harga jual.

Sementara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan 1,76 juta kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan 400 ribu unit untuk roda empat dapat mengaspal pada 2025. Per 2020, pemakaian kendaraan listrik di Indonesia baru mencapai 26.000 unit roda dua dan 7.600 unit roda empat.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again