1. Startup

Pengembang Tenaga Surya SUN Energy Peroleh Pinjaman Senilai Rp326 Miliar

Pinjaman jangka panjang untuk SUN Energy diperoleh dari DEG, lembaga keuangan asal Jerman

Pengembang proyek tenaga surya PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy) memperoleh pendanaan dalam bentuk pinjaman jangka panjang senilai $21 juta (sekitar Rp325,7 miliar) dari DEG, lembaga keuangan asal Jerman.

Ini adalah pinjaman kedua dari DEG yang diteken pada Oktober 2023. Sebelumnya, pada 2021, SUN Energy memperoleh pendanaan seri A sebesar Rp360 miliar, salah satunya dari TBS Energi Utama, yang juga mendirikan perusahaan patungan motor listrik Electrum.

Menurut keterangan di situs resminya, dana tersebut akan dipakai untuk membiayai tambahan kapasitas sebesar 50 MW di lebih dari 50 lokasi proyek baru untuk pembangkit listrik tenaga surya atap komersial dan industri di Indonesia.

Didirikan pada 2016, SUN Energy mengembangkan dan menyewakan instalasi photovoltaic (PV) solar ke perusahaan dan industri, seperti pusat perbelanjaan, dengan perjanjian sewa jangka panjang. Hingga saat ini, perusahaan telah mengamankan kontrak proyek dengan total kapasitas sebesar 280MW, di mana 89 proyek sudah selesai, 3 proyek berlokasi di luar negeri, dan sisanya tersebar di 25 kota di Indonesia.

Lebih lanjut disampaikan DEG, Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi terbarukan dan dampak pembangunan yang didorong oleh upaya elektrifikasi di daerah pedesaan dan luar Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan upaya SUN Energy dalam mengembangkan solar panel.

Selain itu, investasi ini juga berkontribusi terhadap strategi DEG dalam mendukung transformasi energi ramah lingkungan di Asia. Selain mendukung pelaku usaha muda dan inovatif di negara-negara berkembang, ini menjadi langkah penting dalam upaya Indonesia mendorong bauran energi terbarukan pada 2030.

"Transaksi ini terutama berkontribusi pada goal ke-7 SDG terkait penyediaan energi yang terjangkau dan bersih, dan goal ke-13 terkait aksi iklim," demikian pernyataan DEG.

PV surya atap komersial dan industri masih merupakan segmen muda dan berkembang yang memiliki peran penting dalam rencana Indonesia untuk meningkatkan pangsa Energi Terbarukan hingga 20% hingga tahun 2030.

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, realisasi bauran energi baru terbarukan baru mencapai 12,5% pada paruh pertama 2023, meleset dari target yang ditetapkan tahun lalu di level 17,9%. Target ini disebut tidak tercapai karena sebagian besar commercial operation date (OCD) pembangkit EBT diperkirakan baru bisa dieksekusi setahun setelahnya.

Selain SUN Energy, beberapa startup pengembang solar panel di Indonesia antara lain Xurya, Suryanesia, dan SolarKita.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again