Tokopedia Now Resmi Tutup, Bisnis Quick Commerce Tampak Lesu
Merupakan bagian dari upaya GoTo untuk memperkuat layanan belanja harian melalui GoMart di aplikasi Gojek
Tokopedia Now resmi menghentikan layanannya hari ini, 15 Juli 2024. Pengumuman ini disampaikan oleh GoTo, induk perusahaan Tokopedia, sebagai bagian dari hasil kajian bisnis setelah dekonsolidasi Tokopedia. Per hari ini, laman Tokopedia Now juga sudah tidak lagi bisa digunakan untuk pemesanan.
"Tokopedia Now izin pamitan ya. Kamu masih bisa belanja sampai hari terakhir operasional 15 Juli 2024," bunyi pengumuman dalam aplikasi dan website Tokopedia. Penutupan ini merupakan bagian dari upaya GoTo untuk memperkuat layanan belanja harian melalui GoMart di aplikasi Gojek.
Head of Corporate Communications GoTo Sinta Setyaningsih, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah evaluasi mendalam terhadap model bisnis pasca-dekonsolidasi.
"Sebagai bagian dari kajian bisnis secara menyeluruh pasca dekonsolidasi Tokopedia, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis Tokopedia Now," jelasnya.
Tokopedia Now diluncurkan pada November 2021, saat pandemi Covid-19 melanda, dengan tujuan menyediakan produk kebutuhan pokok yang bisa diantar dalam waktu cepat, yakni dalam waktu satu jam setelah pembayaran atau dengan jadwal pengiriman yang fleksibel. Namun, seiring berjalannya waktu, model bisnis quick commerce ini menghadapi berbagai tantangan signifikan.
Bukan yang pertama
Tutupnya Tokopedia Now bulan yang pertama, sebelumnya sejumlah layanan quick commerce memilih undur diri dari pasar. Misalnya Dropezy, mereka memilih pivot menjadi "Sekilo" beralih jadi platform hilirisasi unggas. Radius yang mendapatkan dukungan dari Y Combinator pun juga pivot menjadi platform social commerce.
Tidak hanya itu, Bananas yang sebelumnya didukung East Ventures, SMDV, Arise, Y Combinator juga memilih tutup. Traveloka yang sebelumnya berambisi menjadi superapps pun sempat bermain di area ini saat pandemi, akhirnya tutup juga setelah sekitar satu tahun beroperasi.
Terlepas dengan potensi pasarnya, quick commerce di Indonesia kenyataannya masih belum menemukan formula yang tepat untuk memenangkan pasar. Dalam analisis yang diungkap oleh firma konsultan Redseer, penyedia quick commerce di Indonesia dihadapkan pada tipisnya margin, komisi produk rendah, serta biaya pengelolaan dark store dan pengiriman barang mahal.
Untuk menaikkan margin, produk-produk habis pakai (FMCG) juga sulit itu dijual dengan biaya premium. Produk yang tersedia kurang variatif, belum lagi pengguna umumnya hanya mengincar diskon.
Kebanyakan pemain quick commerce bermain di mass market saja alih-alih fokus di segmen kelas atas, pekerja profesional, atau segmen GenZ dan milenial yang cenderung mengincar kenyamanan dan kecepatan transaksi. Namun, Redseer juga menggarisbawahi bahwa pandemi justru menjadi reality check bagi pemain mengingat orang-orang mulai kembali belanja di toko fisik.
Sebagai gambaran, saat ini ekosistem quick commerce dan e-grocery di Indonesia hanya menyisakan sedikit pemain yang masih bertahan antara lain Astro, AlloFresh, Titipku, Segari, dan Sayurbox. Sejauh ini Astro menjadi pemain dengan modal terbesar dari penggalangan dana yang telah dicapai. Info terakhir yang kami terima, mereka telah berhasil mengumpulkan investasi sampai $90 juta dalam putaran seri B.
Fokus ke GoMart
Setelah penutupan Tokopedi Now, GoTo memfokuskan sumber dayanya pada GoMart, layanan belanja harian yang tersedia di aplikasi Gojek. "GoTo terus berkomitmen untuk menyediakan dan memperkuat layanan on-demand grocery untuk konsumen kami melalui GoMart yang tersedia di aplikasi Gojek," tegas Sinta.
Dengan penutupan Tokopedia Now, para pengguna diharapkan bisa beralih menggunakan GoMart untuk memenuhi kebutuhan belanja harian mereka. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belanja yang lebih efisien dan tetap memenuhi kebutuhan konsumen dengan layanan pengiriman yang andal.
Penutupan Tokopedia Now menandai akhir dari perjalanan singkat layanan quick commerce ini di Indonesia, namun juga menjadi langkah penting bagi GoTo dalam mengonsolidasikan layanan dan sumber dayanya untuk memberikan layanan yang lebih terintegrasi dan efisien bagi para penggunanya.