Startup Proptech Lamudi PHK Sejumlah Karyawan
Lamudi merestrukturisasi organisasi demi mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang
Startup proptech Lamudi Indonesia mengumumkan efisiensi bisnis untuk mencapai keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Efisiensi ini mencakup pengurangan sejumlah karyawan (PHK) di beberapa divisi.
CEO Lamudi Indonesia Mart Polman mengungkap bahwa tidak mudah mengambil keputusan untuk melakukan restrukturisasi organisasi ini.
"Namun, penting bagi perusahaan untuk terus memberikan penawaran yang terbaik bagi pengembang [properti], bank, maupun 30.000 agen properti yang bekerja sama dengan kami. Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi terdepan di Indonesia," ujarnya.
Bagi karyawan yang terdampak dalam restrukturisasi ini, Lamudi berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik, berupa dukungan finansial, kesehatan sesuai peraturan yang berlaku, dan program outplacement untuk membantu karyawan terdampak menemukan pekerjaan berikutnya.
Terlepas dari keputusan PHK ini, Lamudi mengklaim telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam dua tahun terakhir. Lamudi mencatat kenaikan jumlah pelanggan berbayar sebesar 185% serta pendapatan sebesar 88%.
Akhir 2022 lalu, perusahaan mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia di mana kedua platform kini bersama-sama melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta listing properti baru setiap bulannya.
Lamudi Indonesia didirikan pada Februari 2014, lalu diakuisisi oleh Dubizzle Group (semula EMPG) pada 2020 yang merupakan grup proptech global, menaungi lima brand terkemuka di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Restrukturisasi startup
Restrukturisasi adalah proses yang cukup menantang, tetapi penting bagi startup yang sedang mengalami pertumbuhan. Meski dapat berujung pada PHK, restrukturisasi sering kali didorong oleh kebutuhan untuk beradaptasi, optimalisasi sumber daya, dan keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Platform proptech saat ini menghadirkan solusi di luar bisnis inti demi mencapai bisnis yang berkelanjutan. Tidak lagi hanya bermain pada listing dan transaksi yang tradisional, platform layanan proptech di Indonesia menawarkan solusi inovatif yang mencakup berbagai aspek siklus properti.
Mulai dari Kabina yang fokus pada penyederhanaan proses konstruksi dengan memanfaatkan modularitas, pra-fabrikasi, dan bahan utama kayu. Lalu, ada Tanaku yang membangun platform untuk fasilitasi pembelian dan transaksi properti secara online; IDEAL dan Ringkas yang berambisi ingin mendemokratisasi proses pengajuan KPR dan memfasilitasi kredit untuk hunian.
More Coverage:
Pinhome saat ini juga makin banyak menghadirkan opsi menarik kepada target pengguna, mulai dari program KPR berjenjang hingga solusi pencarian dan perawatan rumah.
Sementara itu Travelio mengklaim terus mengalami pertumbuhan yang positif dengan 600 staf, dan tidak pernah melakukan PHK sejak pandemi. Travelio membidik EBITDA disesuaikan dapat positif pada akhir 2023.