1. Startup

Payfazz Umumkan Investasi 428 Miliar Rupiah Terhadap Startup Payment Gateway Xfers [UPDATED]

Hendra akan menempati CEO FFG, sementara Tianwei Liu di posisi Deputy CEO

Payfazz mengumumkan investasi strategis terhadap startup payment gateway asal Singapura Xfers. Desas-desus kabar ini sebenarnya sudah dimulai sejak Mei 2020, namun CEO Payfazz Hendra Kwik selalu membantahnya saat dimintai konfirmasi oleh DailySocial.

Pada 19 Mei 2020,  dia berkilah bahwa saat ini hubungan kedua perusahaan semata-mata adalah mitra bisnis. Hingga kami mendapati logo Xfers yang terpampang di bawah logo Fazz Financial di kantor Payfazz. Namun, pada 26 Januari 2021 masih dibantah oleh Hendra.

Di bawah Fazz Financial, juga terdapat Modal Rakyat. Selain itu, juga berinvestasi ke Credibook yang belakangan ini peroleh pendanaan Pra-Seri A.

Melalui investasi strategis, Payfazz dan Xfers akan menjadi bagian dari entitas yang baru terbentuk yaitu Fazz Financial Group (FFG) untuk bersama-sama mencapai misi dalam menyediakan inklusi keuangan di seluruh Asia Tenggara. Hal ini menjadi transaksi antar-negara pertama antara dua startup fintech di Asia Tenggara.

Disampaikan, nilai investasi yang digelontorkan Payfazz untuk Xfers sebesar $30 juta (lebih dari 428 miliar Rupiah). Disebutkan juga, Hendra akan menempati CEO FFG, sementara CEO Tianwei Liu menempati posisi Deputy CEO. Robert Polana, eks CFO Tiket.com, bergabung sebagai CFO FFG.

Langkah investasi ini selanjutnya diharapkan dapat mendorong kedua perusahaan tersebut agar dapat mengembangkan bisnisnya dalam menyediakan layanan yang lebih kolaboratif untuk seluruh Asia Tenggara.

Sebagai catatan, brand Fazz Financial ini sebenarnya sudah diperkenalkan Hendra saat wawancara bersama kami pada Februari 2020, karena Payfazz telah melakukan berbagai ekspansi bisnis sehingga dibentuk grup usaha.

Secara terpisah, dalam konferensi pers virtual yang digelar hari ini (4/3), Hendra menyampaikan baik Payfazz dan Xfers akan memiliki indenpensi masing-masing dalam mencapai tujuannya. Payfazz akan fokus ke pasar Indonesia terlebih dahulu mengingat masih banyak potensi yang belum tergarap.

Sementara, Xfers akan berfungsi sebagai layanan B2B dari FFG - difokuskan pada menghubungkan pelanggan eksternal ke infrastruktur pembayaran dan jaringan pengguna yang dikumpulkan oleh FFG. Xfers bakal melanjutkan fokusnya perbanyak kehadiran ke sejumlah negara di Asia Tenggara, mengingat perusahaan sudah hadir di tiga negara. Meski tidak menutup kemungkinan bahwa ke depannya Payfazz akan ekspansi bisnis.

"Anggap seperti Amazon adalah Payfazz dan AWS adalah Xfers. AWS sudah hadir di mana-mana membangun infrastruktur cloud, sementara Amazon baru hadir di segelintir negara saja karena dua hal ini berbeda [dari segi tantangan dan regulasi]. Indenpendensi sangat penting, kami [Payfazz] tidak ingin membatasi operasional mereka, kami pun tidak ingin mengikuti strategi Xfers," kata Hendra.

Dia menambahkan, akan tetapi apabila ke depannya Payfazz punya kesempatan untuk ekspansi regional, tentunya proses lebih mulus karena dapat langsung memanfaatkan infrastruktur API yang sudah dibangun Xfers.

Alasan Payfazz tertarik untuk berinvestasi sebenarnya juga dilatarbelakangi oleh hubungan kemitraan antara kedua perusahaan yang sudah terjalin sejak lama. Selain itu, sama-sama lulusan dari program akselerator Y Combinator.

Hendra memandang teknologi API yang dibangun Xfers sangat membantu proses integrasi dengan klien B2B dalam menargetkan lebih banyak masyarakat unbanked dengan layanan keuangan. Dengan demikian, semakin banyak klien B2B yang berhasil digaet Payfazz tentunya semakin inklusif suatu layanan keuangan digital.

"Sehingga kami [Payfazz] bisa fokus mengejar pertumbuhan yang lebih baik karena daripada bangun API sendiri, cost yang seharusnya dikeluarkan, bisa dialihkan ke Xfers."

Saat ini Payfazz memiliki 250 ribu agen terdaftar yang melayani lebih dari 10 juta masyarakat unbanked di Indonesia.

Awal kehadiran Xfers di Indonesia dimulai pada tahun 2016 pasca memperoleh pendanaan tahap awal sebesar $2,5 juta yang dipimpin oleh Co-Founder Facebook Eduardo Saverin, Golden Gate Ventures, 500 Startups, GMP Venture Partners, dan Partech Ventures.

Pada 2019, mereka merilis Straits X, inisiatif pertama yang didukung blockchain untuk memajukan ekosistem keuangan terbuka di Singapura yang didukung oleh Zilliqa. Mitra bisnis Xfers di Indonesia tidak hanya dengan Payfazz, juga ada Porter Indonesia, Faspay, Modal Rakyat, dan Tunai Kita.

More Coverage:

Tianwei menuturkan, pada kuartal II 2021 nanti perusahaan akan meluncurkan dua produk baru. Pertama, solusi pembayaran tanpa integrasi yang ditargetkan bagi pedagang yang berbasis di Singapura. Kedua, solusi integrasi tunggal untuk menghubungkan perusahaan / pengusaha dengan fintech yang ingin memasuki Asia Tenggara dengan metode pembayaran lokal di wilayah tersebut. Hal ini juga didukung dengan bantuan untuk menjangkau konsumen yang tidak memiliki akses perbankan.

-

*Kami menambahkan pernyataan dari konferensi pers virtual yang digelar FFG

 

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again