1. Startup

Setelah Malaysia, TransTRACK Segera Masuk Singapura Jelang Akhir 2023

TransTRACK telah beroperasi lebih dari 90 kota di Indonesia dan 25 kota di Malaysia, melayani 900 klien dengan mengelola 100 ribu unit kendaraan

Startup fleet tech enabler TransTRACK segera ekspansi ke Singapura. Bila tidak ada aral melintang, peresmiannya akan dilakukan pada bulan Desember ini. Ekspansi dilakukan dalam rangka memperluas solusi digitalisasi operasional armada kendaraan untuk berbagai industri.

“Terdekat adalah Singapura, harapannya akhir tahun ini bisa start karena company-nya [Indo Trans Teknologi Pte. Ltd.] di sana sudah ada, tinggal operation-nya saja,” ucap Founder dan CEO TransTRACK Anggia Meisesari saat media briefing, kemarin (22/11).

Sebelumnya, pada Maret ini, perusahaan telah melebarkan sayapnya ke Malaysia, bermitra dengan Northport, salah satu pelabuhan serba guna terbesar skala nasional yang menangani berbagai macam kargo dan kontainer untuk segala jenis dan ukuran pengiriman. “Kami ditunjuk untuk menangani logistik halal di sana.”

Anggia menuturkan ekspansi ini tidak berhenti di dua negara saja. Negara lainnya yang sedang dibidik pada tahun selanjutnya adalah Thailand, Vietnam, dan Australia. Kendati begitu, ia memastikan fokus utama perusahaan tetap Indonesia karena layanannya belum menjangkau kota lapis dua dan tiga.

“Australia bonus saja, kalau sudah dirasa sudah oke baru kita masuk, karena kita sudah ada partner yang sudah market research untuk kita. Di sana banyak pemain logistik besar dan mining.”

Sejak berdiri di 2019, TransTRACK telah menjangkau lebih dari 90 kota di Indonesia dan 25 kota di Malaysia, serta melayani lebih dari 900 klien dengan mengelola 100 ribu unit kendaraan. Para klien ini mayoritas berasal dari industri logistik dan transportasi umum, sisanya jasa keuangan, F&B, penyewaan kendaraan & alat berat, manufaktur dan jasa, dealer, pertambangan, perkebunan, pertanian, dan pelabuhan.

Seluruh bisnis perusahaan berasal dari klien B2B dengan model monetisasi berlangganan minimal 12 bulan, bahkan ada yang sampai 60 bulan. Churt rate juga terbilang mini, hanya 0,27%. Anggia menjelaskan, kecilnya churn rate ini dilatarbelakangi oleh pelayanan perusahaan yang optimal terhadap klien. Makanya banyak yang terus melanjutkan langganannya hingga kini.

“Biasanya yang tidak lanjut [langganan] karena ada klien sedang efisiensi sehingga ada unit kendaraannya yang dijual.”

Menurutnya, dengan model bisnis sepert ini struktur keuangan TransTRACK terbilang sehat karena capai EBITDA positif sejak tahun lalu. Kendati tidak disebutkan spesifiknya dalam bentuk nominal.

Produk TransTRACK

TransTRACK Experience Center / TransTRACK

TransTRACK memosisikan dirinya berbeda dengan startup teknologi lainnya yang bergerak di bidang logistik, seperti Waresix, Logisly, dan sebagainya. Lantaran solusi yang dihadirkan menyeluruh dan tidak untuk industri logistik saja. Sebanyak dua solusi dihadirkan saat ini, Fleet Operation Optimizer dan Supply Chain Integrator.

“Banyak pemain yang solusinya partial, sementara kami end-to-end. Beberapa malah ada yang jadi klien kami,” tambah Anggia.

Melalui solusi Fleet Operation Optimizer, TransTRACK menyediakan Fleet Telematics sebagai pengendali armada, kargo dan pengemudi; Vehicle Maintenance System untuk mengendalikan proses pemeliharaan kendaraan; dan Truck Appointment System untuk mengurangi antrian truk serta mempercepat proses loading/unloading.

Sedangkan, melalui Supply Chain Integrator, TranTRACK menyediakan platform integrasi dan ekosistem rantai pasok yang dapat membantu pemilik kargo, operator armada, dan perusahaan third-party logistics (3PL) mengoptimalkan bisnisnya. Dalam platform ini, TransTRACK juga membantu penyediaan asuransi barang dan pembiayaan.

Terdapat produk software dan hardware dalam solusi tersebut. Dirinci lebih jauh, untuk produk hardware, meliputi GPS Tracker, Hybrid GPS Tracker, personal tracker, E-Seal, 360 Camera, Advanced Driver Assistance Systems (ADAS), Driver Management System (DMS), Fuel Stabilizer, dan Adaptive Gateway.

Sementara, produk software berbentuk SaaS yang dikembangkan perusahaan di antaranya Transportation Management System (TMS). TMS ini digunakan untuk mendigitalisasi operasi bisnis armada transportasi dalam satu sistem. Klien dapat mengelola kesehatan dan kondisi kendaraan maupun bisnis transportasi dan logistikmu, mulai dari manajemen pemesanan dan perencanaan, hingga pencatatan kasir dan sistem penagihan billing.

TMS juga sediakan, pemantauan manajemen armada transportasi, mengontrol pemeliharaan kendaraan, meningkatkan utilitas dan keamanan armada, manajemen dan perencanaan bisnis, manajemen vendor, dan pengiriman.

TransTRACK Experience Center / TransTRACK

Dalam rangka menjangkau lebih banyak calon klien/mitra bisnis baru, perusahaan menghadirkan TransTRACK Experience Center yang bertempat di kantor pusat TransTRACK di Menari 165 Lantai 6, Jakarta Selatan. Di sana, calon pengguna dapat merasakan langsung teknologi berbasis IoT dan AI yang dibangun perusahaan dan bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan di berbagai industri.

Selain melihat produk software dan hardware, disediakan pula Cockpit Simulator yang memungkinkan pengunjung untuk memiliki pengalaman berkendara dengan truk besar dan mencoba fitur-fitur secara real-time melalui simulator interaktif.

More Coverage:

Co-Founder dan CTO TransTRACK Aris Pujud Kurniawan menyampaikan simulator ini menyediakan berbagai skenario yang mungkin terjadi dalam pengoperasian armada, sehingga pengunjung dapat mengasah keterampilan dan mengambil keputusan yang tepat.

E-Seal misalnya, salah satu teknologi TransTRACK yang dipasang pada pintu kargo atau kontainer dengan fitur-fitur yang komprehensif, seperti identifikasi elektronik, pelacakan real-time, sistem pemantauan, dan keandalan mekanisme penguncian.

“Semua produk yang dikembangkan oleh TransTRACK dapat dikustomisasi secara khusus dengan menyesuaikan pada kebutuhan spesifik pelanggan, sehingga akan memberikan hasil yang maksimal bagi operasional bisnis dalam berbagai sektor industri,” kata Pujud.

Diklaim solusi-solusinya mampu meningkatkan produktivitas dan utilisasi armada sebesar 40%, juga mengurangi biaya yang terkait dengan penggunaan kendaraan sebesar 30% dengan mendigitalisasi operasi armada mereka.

“Kami berencana untuk mengembangkan teknologi lebih jauh di AI dan masuk ke green tech, seperti kendaraan listrik, mengingat kami sudah banyak bantu klien mengurangi emisi yang dikeluarkan dengan berbagai penghematan,” pungkasnya.

Disebutkan tim TransTRACK saat ini mencapai 184 orang, lima karyawan di antaranya bertempat di Malaysia. Kemudian, sebanyak 50 orang dari total tim merupakan tim teknologi dengan lokasi kantor terpisah dari kantor pusat, yakni di Bandung.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again